Jayapura, Jubi TV– Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak, Peniel Wakerkwa mengatakan penembakan di Distrik Yugumowak dan pengejaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB oleh aparat keamanan di Kabupaten Puncak sejak Jumat (3/3/2023) membuat warga dari dua distrik di Puncak mengungsi.
Menurutnya, warga takut menjadi korban salah sasaran. “Di tempat penembakan di Distrik Yugumowak, semua warganya meninggalkan kampung halaman. Ada sekitar dua kampung yang mengungsi ke Distrik Sinak. Warga dari tiga kampung di Distrik Mageabume mengungsi ke Distrik Agandugume dan Distrik Jambi di Kabupaten Puncak Jaya,” kata Wakerkwa melalui panggilan telepon pada Selasa (7/3/2023).
Waekerkwa mengatakan warga kedua distrik mengungsi karena takut menjadi korban salah sasaran. Warga merasa takut karena dalam pengejaran TPNPB oleh pasukan TNI terjadi insiden penembakan warga sipil yang menimbulkan korban jiwa dan korban terluka.
“Melihat kondisi itu, masyarakat memilih meninggalkan perkampungan dan mencari tempat [yang] aman dari keberadaan TPNPB, karena jangan sampai terjadi kontak tembak dan mengakibatkan warga [menjadi korban],” katanya.
Wakerkwa mengatakan pihaknya tidak bisa mendata jumlah warga yang mengungsi, sebab para pengungsi itu terpencar di sejumlah kampung dan distrik yang berjauhan. Bahkan, ada warga dari kedua distrik yang mengungsi ke Kabupaten Puncak Jaya.
“Ada yang masuk sampai ke Distrik Jambi di Kabupaten Puncak Jaya, [ada pula yang mengungsi ke] Agandugume dan Sinak. Kami susah untuk mendata warga kami dan mengumumkan jumlah warga yang mengungsi ke media massa. Kalau warga yang mengungsi ke Distrik Sinak atau Distrik Oneri, itu mudah untuk didapat [datanya]. Namun kepastian jumlah akan diumumkan setelah pendataan,” katanya.
Wakerkwa yang berada di Ilaga mengatakan untuk mencapai Distrik Yugumoak, Distrik Mageabume, dan Distrik Sinak pihaknya membutuhkan waktu dan harus menggunakan pesawat terbang. “Sinak itu jauh dari ibu kota kabupaten di Ilaga. Sebagai bawahan saya akan berkoordinasi kepada pemerintah daerah untuk bisa menyerahkan bantuan,” katanya.
Pemerintah belum beri bantuan
Wakerkwa menyatakan Bupati Puncak, Wakil Bupati Puncak, Sekretaris Daerah Kabupaten Puncak, maupun jajarannya tidak berada di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Hal itu membuat Dinas Sosial Puncak tidak bisa menurunkan bantuan bagi pengungsi yang tersebar di sejumlah lokasi.
“Selama ini ada enam peristiwa penembakan di Puncak, yang berujung kepada pengungsian. Pemerintah tidak merespon dengan baik agar masyarakat bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah,” katanya.
Sebelumnya, tokoh pemuda Kabupaten Puncak, Denius Tabuni menyatakan sebagian warga Distrik Yugumuak dan Distrik Mageabume di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, telah mengungsi ke sejumlah kampung Distrik Sinak, Puncak. “Para pengungsi itu membutuhkan bantuan bahan makanan, pakaian layak pakai, dan tenda. Sementara warga belum bisa Kembali ke kampung halamannya karena eskalasi konflik bersenjata antara TNI dan TPNPB membuat warga menjadi korban, kehilangan nyawa, terluka, dan kehilangan harta benda,” katanya.
Tabuni mengatakan, di tempat pengungsian, pengungsi kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. “Pemerintah Kabupaten Puncak harus memberikan bantuan makanan, pakaian layak pakai, serta tenda tenda untuk menampung warga yang mengungsi ke Sinak sebab warga tidak bisa Kembali ke kebun jaraknya jauh,” kata Tabuni. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: Dinsos Puncak: Konflik bersenjata membuat warga Distrik Yugumowak dan Mageabume mengungsi