Sentani, Jubi TV– Sejumlah denominasi gereja di kampung Yahim Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua pada Senin (1/4/2024) memperingati hari Injil masuk yang ke-90 tahun di Kampung Yahim. Peringatan itu diiringi dengan tarian adat yang mengambarkan situasi sejak 1934 dimana saat itu Kampung Yahim masih terkenal dengan tari tarian pemujaan berhala para leluhur nenek moyang mereka di kampung itu.
Ia mengatakan, saat pagi di hari Minggu 1 April 1934 guru Naok Kabey menginjakkan kakinya diatas tanah Kampung Yahim, tepatnya di Pouwbhe Raimen dimana Masyarakat Kampung Yahim berkumpul pada 1 April 2024. Guru Naok Kabey setelah tiba di kampung tersebut, bertemu dengan anak perempuan pertama dari Ondofolo Daniel Asabho Felle bernama Kornelia Felle, kemudian Kornelia Felle memanggil ayahnya yang sedang berada di kebun di kawasan Yakholo.
“Setelah Ondofolo tiba di kampung tersebut ia bertemu dengan seorang penginjil atau guru Noak Kabey. Kemudian guru Noak Kabey dibawa kepada tua-tua adat kampung Yahim. Guru Noak Kabey diantar ke para-para adat atau Obhee. Ia lalu berdoa bersama sebagai pertanda Injil diterima di Kampung Yahim,” kata Yules Pangkali.
Pangkali mengatakan, sebagai legalitas persekutuan umat Kristen di Kampung Yahim Sentani guru Noak Kabey memberikan nama “Jemaat Smirna Yahim” kepada Persekutuan umat di Kampung Yahim. Sejak 24 April 1994 telah ditahbiskan satu gedung gereja yang diberi nama “Jemaat Yahim”. Kemudian pada tahun 2010 ditahbiskan lagi satu gedung gedung serba guna yang dinamai Gedung Serba Guna Naok Kabey.
“Hari Jumat 23 Oktober 2020 kami tahbiskan lagi sebuah tugu yang merupakan tugu peringatan Injil masuk di Kampung Yahim. Pada hari ini dengan mengingat kata motivasi dari guru Noak Kabey “Phena phenayo mose-mose, monya-monya yo phere-phere” yang artinya “tetapi banyak orang yang sekarang ini, orang pertama akan menjadi terakhir, dan sekarang ini akan menjadi pertama” hal itu menjadi irama syukuran hari injil masuk ke 90 ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, pada dasarnya sejauh ini sejak injil itu tiba hingga sekarang banyak aspek sudah berubah. Termasuk dari sisi pemerintah serta masyarakat di Kampung Yahim itu sendiri.
Pendeta Samuel Guntur Pelle selaku ketua panitia menambahkan, perayaan ke-90 itu baginya adalah satu momen penting karena perayaan dilakukan bersama antara sejumlah denominasi gereja. Karena itu, dipusatkan kampung Yahim tepatnya Dermaga Danau Sentani.
“Bukan hari ini saja, tetapi setiap momen akan terus melibatkan sejumlah gereja serta yang lain untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu,” katanya.
Ia berharap melalui perayaan tersebut akan menyatukan gereja-gereja yang ada.
“Injil itu berkembang menolong generasi muda dan menghindarkan mereka dari berbagai perilaku semacam narkoba, miras dan lain sebagainya,” kata Pendeta Pelle. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id