Wamena, Jubi TV– Massa dari Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan, sejak Sabtu (9/3/2024) menduduki Bandara Wamena untuk mencegah upaya KPU setempat melakukan pleno di Kota Jayapura.
Hal itu terus berlanjut, dengan mencari tahu keberadaan komisioner KPU Tolikara beserta sejumlah PPD, dan mendesak supaya pleno tidak dilakukan di Jayapura tetapi di Wamena.
Bahkan, pada Senin (11/3/2024) siang, massa kembali mencoba masuk ke area Apron cargo Bandara Wamena, untuk mencari tahu dan menghalangi PPD yang ingin menghadiri pleno di Jayapura, sehingga aparat keamanan yang berjaga harus mengeluarkan tembakan peringatan.
Tidak cukup sampai di situ, Selasa (12/3/2024) pagi, seorang caleg asal Tolikara mengalami penganiayaan di Bandara Wamena saat hendak terbang ke Jayapura.
“Korban awalnya hendak terbang ke Jayapura. Namun setibanya di Bandara Wamena, korban langsung dianiaya oleh sekelompok orang yang membawa senjata tajam langsung melakukan penganiayaan,” kata Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo saat dikonfirmasi, Selasa (12/3/2024).
Korban sempat diamankan oleh personel Polsek KP3 Bandara dan dibawa ke klinik Polres Jayawijaya, untuk dilakukan tindakan medis akibat sabetan parang yang mengenai tangan korban.
“Kasus ini masih kita lakukan penyelidikan. Namun diduga dilatarbelakangi masalah hasil suara di Distrik Bogonok, Tolikara, yang mana massa dari partai lain,” kata Heri Wibowo.
Mengenai pemindahan lokasi pelaksanaan pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kabupaten Tolikara ke Jayapura, hanya dilatarbelakangi faktor keamanan.
Pasalnya, dari pleno pertama dibuka di ibu kota kabupaten namun terdapat penolakan dan memalang perkantoran pemerintah dan KPU, sehingga pleno dipindahkan ke Wamena, Jayawijaya.
Di Jayawijaya pun sama, awalnya sempat dilakukan di salah satu hotel, namun massa dengan senjata tajam dan panah datang terlalu banyak, akhirnya dipindahkan lagi ke gedung pertemuan. Namun karena masih belum kondusif dan mengganggu jalannya pleno, maka dipindahkan lagi ke Jayapura.
“Pemindahan ke Jayapura itu sesuai dengan rekomendasi dari Bawaslu dan pihak keamanan,” kata Ketua KPU Papua Pegunungan, Daniel Jingga.
Meski begitu, hingga kini situasi keamanan di ibu kota Provinsi Papua Pegunungan masih dalam keadaan kondusif, meski masih ada masyarakat yang melakukan sweeping sendiri terkait dengan keberangkatan sejumlah PPD dan lainnya ke Jayapura.
“Sejauh ini juga Polda Papua telah mengadakan penambahan personel keamanan, disamping itu ada pula kerja sama pengamanan dengan Polres Tolikara dan kabupaten lainnya, dalam pelaksanaan pleno tingkat provinsi,” ujar Kapolres Heri Wibowo. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id