Wamena, Jubi TV– Dalam rangka Safari Mauliddurrosul (SMR) 1445 Hijriyah/2023 Masehi, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jayawijaya bersama umat Muslim kaum Ansor di Kampung Tulima, Distrik Welesi, menggelar acara bakar batu ayam di halaman Masjid Al-Mukhlisin, Tulima, Selasa (10/10/2023) siang.
Acara ini sekaligus penyambutan atas kunjungan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fahriya Jakarta, Al Habib Alwi Bin Ahmad Bin Syahab, yang baru pertama kali berkunjung ke Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, untuk melihat langsung keberadaan umat Islam di Lembah Baliem.
Dalam momentun tersebut pria yang akrab disapa Habib Alwi itu terlibat langsung ketika mama-mama Papua setempat saat membuka masakan hasil bakar batu. Ia dipersilakan ikut membuka dan mencicipi masakan tersebut.
Menu utama bakar batu adalah ayam, ditambah umbi-umbian, dan sayur-mayur yang sudah dilengkapi bumbu. Setelah bakar batu dibuka, Habib Alwi bersama rombongan dipersilakan duduk berkeliling sebagaimana tradisi masyarakat Baliem Wamena. Demikian juga warga setempat dan tamu undangan yang hadir.
Usai santap bersama, Habib Alwi yang baru pertama kali ke Jayawijaya mengaku kagum dengan tradisi bakar batu. Menurutnya masakan tradisional bakar batu kental dengan ajaran agama Islam, di antaranya ajaran tentang berbagi dan menghormati orang yang lebih tua.
“Tadi yang kita lihat acara bakar batu, Alhamdulillah, di situ ada ajaran Islam yang begitu kental. Pertama, berbagi. Kita diperintahkan berbagi. Kedua, menghormati orang yang lebih tua, karena orang yang lebih tua inilah yang membagi makanan [bakar batu] tersebut. Makan bersama tidak akan mulai kecuali dia yang bagi,” ujar Habib Alwi.
Selain itu, kata Habib Alwi, bakar batu juga terkandung ajaran Islam untuk menghormati tamu.
“Tadi saya diminta untuk buka untuk coba [cicipi]. Itu menghormati tamu. Ini ajaran Islam yang sebenarnya, yang sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan agama Islam memang tidak antipati dengan budaya masyarakat setempat selama budaya tersebut sesuai dengan koridor Islam. Budaya tersebut bisa diberikan pengembangan sedikit sehingga sesuai apa yang diajarkan oleh Rasul Allah karena setiap agama pasti ada aturan serta ajaran masing-masing.
“Hanya mungkin di masyarakat kita yang khususnya Muslim, Alhamdulillah yang tidak sesuai dengan ajaran agama itu diganti dengan ayam atau kambing atau lainnya. Artinya, budaya ini tidak ada masalah dengan agama. Ini saya senang sekali bisa duduk sama-sama makan berkumpul bersama umat,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, makna lain dari bakar batu dalam Islam, makanan yang paling berkah adalah makanan yang banyak tangan, berkumpul, lalu bersantap bersama seperti apa yang dipraktekan atau dibudayakan oleh umat Muslim di Welesi.
“Karena dalam ajaran agama Islam dibilang halagah, makan berkumpul bersama. Makanan yang paling berkah itu adalah makanan yang banyak tangan di situ, bukan sendiri kita makan, tidak, bareng-bareng kita makan, satu tempat kita makan,” ujarnya.
“Alhamdulillah, bakar batu ini menunjukkan bagaimana kaum muslimin perhatian benar dengan budaya. Budaya yang semacam ini jangan sampai hilang di masa kita, harus kita jaga, harus kita lestarikan,” katanya.
Sekjen DMI Jayawijaya, Irsan Yelipele, mengatakan bakar batu merupakan budaya yang dimiliki masyarakat Lembah Baliem khususnya atau orang Papua di wilayah Papua Pegunungan pada umumnya. Bakar batu dilakukan dalam kegiatan pesta adat atau penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan kepada tamu seperti kunjungan Habib Alwi ke Kampung Tulima.
“Sebab itu, kami umat sambut kedatangan Beliau dengan budaya bakar batu karena Beliau baru pertama kali datang ke Wamena, khususnya di perkampungan umat muslim di lembah ini,” katanya.
Selain itu, menurut Yelipele, menyambung tali silaturahmi juga bermakna menegakkan agama, sebagaimana yang dilakukan hari itu antar umat Muslim kaum Ansor dan kaum Muhajirin yang ada di Wamena.
“Kita juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada Habib Alwi yang sudah meluangkan waktu untuk datang ke Lembah Baliem,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: Kedatangan Habib Alwi di Welesi disambut acara bakar batu