Jayapura, Jubi TV– Banyak generasi muda Suku Amungme mungkin tidak mengetahui peristiwa yang terjadi pada Januari 1974. Dokumen ini memuat perundingan antara PT Freeport dan masyarakat Amungme di Tembagapura. Masih relevan untuk sekarang dan masa depan orang –orang Amungme di gunung dan lembah.
“Hari ini saya mewakili generasi anak anak Papua yang orang tuanya terlibat dan ikut dalam January Agreement 1974 dan tidak semua orang mengetahui isi dokumen itu,”kata Aloysius Renwarin, putra kelahiran Kokonao dan pengacara Papua saat menyerahkan dokumen Januari Agreement 1974 kepada Direktur LEMASA (Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme) John Magal di Timika, Sabtu siang (20/1/2024).
Dia menambahkan, dokumen ini penting, agar generasi muda Suku Amungme tahu semua peristiwa yang terjadi selama 56 tahun PT Freeport(1967-sampai sekarang) terutama sebagai ingatan untuk melawan lupa tentang perundingan January Agreement.
“January Agreement 1974 banyak yang belum terlaksana sesuai dengan harapan bagi suku Amungme terutama tentang masa depan mereka di atas tanah adat milik mereka,”katanya.
Direktur LEMASA, John Magal sangat menyambut baik penyerahan dokumen setebal 200 halaman itu karena tidak semua generasi muda Suku Amungme mengetahui tentang isi dan mengapa sampai perundingan January Agreement bisa terjadi.
“Hal ini penting bagi generasi muda Amungme untuk mengetahui sejarah dan masa depan mereka terutama pasca tambang ke depan,”katanya.
Dia mengakui semua dokumen soal perjanjian dengan Freeport, terutama menyangkut hak hidup dan kepemilikan tanah adat harus dilakukan kembali karena penting bagi generasi muda Suku Amungme.
Sekadar informasi January Agreement antara Suku Amungme, Freeport dan Pemerintah dilakukan pada 4-11 Januari 1974 di Tembagapura, Papua.
Perundingan itu terjadi setelah ada demonstrasi soal gunung suci Ersberg (Yelsegel Ongopsegel) dan Grasberg (Tenogoma) di ketinggian 4000 di Nemangkawi.
Bagi orang Amungme kedua gunung itu suci dan sumber air. Seperti kata Mama Yosepha Alomang penerima hadiah pembela Lingkungan penerima Penghargaan Lingkungan Goldman.
Menurut Mama Yosepha Alomang gunung itu mama bagi semua orang Amungme dan Kamoro karena akan mengalirkan air bagi kehidupan mereka terutama untuk air minum, ikan dan juga sagu. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id