Waghete, Jubi TV– Sejak dimekarkan kabupaten Deiyai dari kabupaten induk yakni Paniai pada tahun 2009, Deiyai ternyata tidak memiliki pasar permanen. Selama ini masyarakat melakukan perdagangan di pasar tradisional di Waghete I.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat mulai membangun pasar yang berlokasi di kampung Waghete II, distrik Tigi.
Bupati Ateng Edowai pun akhirnya menyelesaikan sisa bangunan yang dibangun pemerintahan sebelumnya, Dance Takimai dan Agustinus Pigome. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Ateng Edowai didampingi forkopimda serta peninjauan sejumlah lapak, ruko dan los pasar yang bakal ditempati pedagang.
Usai meresmikan pasar induk Waghete, Sabtu, (15/4/2023), Bupati Deiyai, Ateng Edowai mengatakan, revitalisasi pasar yang dilakukan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas perdagangan dengan harapan aktivitas pedagang asli Papua atau sering disebut mama-mama Papua asli Deiyai maupun masyarakat lainnya dapat lebih nyaman dalam bertransaksi jual beli.
“Dengan hadirnya pasar ini, saya harap para pejabat terutama kepala-kepala OPD harus beli jualan mama-mama Papua, harus beli pangan lokal kasih naik asap di masing-masing kantor dengan staf. Makan sama-sama, satu hari dalam seminggu,” katanya.
Sebab, pasca-kebakaran pasar tradisional Waghete, mama-mama Papua berjualan di pinggir jalan raya sepanjang Waghete.
“Hadirnya bangunan baru pasar induk Waghete dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pasar. Pasar ini adalah kebun kita bersama, harus jaga baik fasilitas ini,” ujarnya.
Ia berterimakasih kepada pemilik hak ulayat karena dengan kerendahan hati telah menyerahkan tanah adat kepada Pemkab untuk dijadikan sebagai tanah aset pemerintah.
“Luar biasa pemilik hak ulayat, kalian punya keturunan diberkati oleh Tuhan,” ucapnya.
Ia menitipkan pesan khusus kepada para pedagang maupun warga sekitar untuk dapat menjaga fasilitas dengan baik, dan dipelihara sehingga dapat dinikmati dan bertahan dengan waktu yang cukup lama.
“Saya harap pasar ini bisa dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Jangan seperti kantor-kantor pemerintahan yang semua isinya dicuri habis,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Aser Pakage menjelaskan bangunan pasar induk Waghete dibangun beberapa tahun lalu, namun peningkatan kapasitas dibangun tahap demi tahap menggunakan alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sudah dibangun 27 pintu ruko.
“Jadi bangunan pasar ini akan ditempati oleh pedagang asli Papua yang sebelumnya mereka jualan di pinggir jalan akibat pasar tradisional terbakar,” katanya.
Lokasi pasar sudah diukur oleh Badan Pertanahan dengan ukuran 25.000 meter persegi. Lokasi ini sudah bersertifikat tanah dan sudah menjadi aset milik Pemkab Deiyai.
Ia mengajak kepada pimpinan OPD terkait bekerjasama dengan pihaknya untuk membenahi kekurangan yang ada.
“Semua pedagang asli harus tempati di sini mulai besok,” ucapnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: Resmikan Pasar Induk Waghete, Bupati Deiyai minta Pejabat wajib beli pangan lokal