Jubi TV – Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Pappua Barat (TPNPB), Sebby Sambom mengatakan TPNPB tidak menembak warga sipil di Beoga. TPNPB sebelumnya sudah mengumumkan bahwa Beoga adalah zona perang dan meminta warga sipil meninggalkan Beoga. Hal Ini disampaikan Sambom kepada Jubi menjawab klaim pihak keamanan Indonesia yang mdenyebutkan delapan orang yang tertembak di Beoga adalah warga sipil.
“Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu (delapan orang yang ditembak) adalah warga sipil. Karena TPNPB sudah umumkan warga sipil segera tinggalkan wilayah perang, jadi yang ditembak itu semuanya bagian dari Anggota TNI Polri,” ungkap Sambom.
Pada bulan Jubi 2021 TPNPB mengeluarkan pengumuman untuk memperingatkan seluruh warga Indonesia untuk meninggalkan beberapa wilayah perang di Papua, yakni di Kabupaten Intan Jaya, Puncak, dan Ndugama. TPNPB juga menekankan agar para pekerja yang berada wilayah perang agar segera meninggalkan lokasi tersebut.
“TPNPB tidak akan bertanggung jawab jika para pekerja itu tewas tertembak,” sebut TPNPB saat mengumumkan peringatan ini.
Sambom kembalii menegaskan bahwa TPNPB di bawah pimpinan Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggungjawab atas penembakan di Beoga yang menewaskan delapan orang. Sedangkan peaksana penembakan adalah pasukan TPNPB dibawah pimpinan Aibon Kogeya dan Undius Kogeya.
“TPNPB-OPM kembali mengeluarkan peringatan keras bahwa semua imigran segera tinggalkan zona perang, Karena perintah perang telah diumumkan oleh Lekagak Telenggen pada tahun 2017 di Yambi, Puncak Jaya, Papua,” ujar Sambom.
Seperti diketahui, pada Rabu (2/3/2022) pihak keamanan Indonesia merilis berita bahwa sejumlah orang tak dikenal dilaporkan telah menyerang dan menembaki karyawan Palaparing Timur Telematika (PTT) yang sedang melakukan perbaikan “Tower Base Transceiver Station” (BTS) 3 Telkomsel “CO 53M 756085 9585257” di Distrik Beoga.
Delapan orang dilaporkan meninggal dalam insiden tersebut, seorang di antaranya warga setempat.
Adapun identitas korban yang meninggal adalah Billy, Renal, Bona, Bebi Tabuni, Jamal, Eko, Syahril dan Pak De, tutur Kol Inf Aqsha Erlangga.
Pada Kamis (3/3/2022) terjadi lagi penyerangan dan penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata terhadap anggota TNI di Pos Koramil Dambet Satgas Kodim Yonif R 408/SBH di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Serangan ini mengakibatkan Pratu Herianto terkena tembakan di leher bagian bawah telinga. (*)