Jayapura, Jubi TV– Pemimpin dan tokoh politik perjuangan kemerdekaan Papua, Viktor Yeimo memenangkan penghargaan internasional “Voltaire Empty Chair Award” dari Liberty Victoria, Australia. Penghargaan ini diberikan di Melbourne, Australia, pada jumat, (10/11/2023).
Viktor Yeimo ialah seorang aktivis pro-kemerdekaan dan pembela hak asasi manusia yang gigih. Penghargaan itu diberikan atas pembelaannya yang gigih terhadap Hak Asasi Manusia, kebebasan berbicara, dan kebebasan sipil di Tanah Papua.
“Saya ikuti penerimaan penghargaan melalui pertemuan melalui link Zoom,” kata Yeimo pada Jumat (10/11/2023).
Viktor Yeimo yang juga menjadi Juru Bicara Internasional Komite Nasional Papua Barat itu sudah tiga kali ditangkap dan dipenjarakan karena aktivitas politiknya. Dia ditangkap pada Oktober 2009, Mei 2013, dan Mei 2021 karena menggunakan hak sipilnya untuk memimpin unjuk rasa damai melawan pendudukan ilegal dan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Tanah Papua.
“Selama dekade terakhir, protes damai telah dikutuk oleh Pemerintah Indonesia. Gerakan-gerakan yang mendukung kemerdekaan Papua telah dituntut dengan [tuduhan] pelanggaran yang tidak jelas,” kata Yeimo.
Yeimo mengatakan, penangkapan dan pemenjaraan yang dialaminya baru-baru ini terkait kasus makar yang dituduhkan kepadanya karena keterlibatannya dalam demonstrasi damai memprotes insiden rasial yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III Surabaya pada 16 Agustus 2019.
“Saya diisolasi ditempatkan di sel isolasi selama 3 bulan, termasuk akses terbatas terhadap pengacara dan keluarga, serta kurangnya perawatan medis untuk anaknya. kondisi kesehatan yang memburuk. Setelah 28 bulan dipenjara, dia dibebaskan pada 23 September 2023,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: Viktor Yeimo raih penghargaan “Voltaire Empty Chair Award” dari Australia