Jubi TV – Gubernur Papua, Lukas Enembe menegaskan beredarnya poster deklarasi Independent Papuan Movement yang menampilkan foto wajahnya adalah Hoax. Poster deklarasi tersebut juga mencatut nama Humas Provinsi Papua sebagai pengundang deklarasi tersebut.
“Itu hoax. Orang-orangnya itu juga,” kata Gubernur Enembe kepada Jubi, Senin (21/2/2022).
Menurut Gubernur Enembe, poster itu sudah pernah beredar sebelumnya. Orang yang mengedarkan poster tersebut menggunakan nomor telepon yang sama. Hanya berganti tanggal saja.
Poster tersebut berisi undangan pada media untuk menghadiri jumpa pers deklarasi Independent Papuan Movement pada Sabtu (19/2/2022) di bandara kedatangan, Terminal 3 Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Juru bicara Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus menekankan Gubernur Enembe berkomitmen menjalankan tugas sebagai Gubernur Papua.
“Gubernur Enembe senantiasa berkomitmen dalam menjalankan tugas sebagai Pimpinan Pemerintahan Provinsi Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia guna menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua,” kata Rifai.
Orang Papua tidak bahagia
Sebelumnya, Gubernur Enembe dalam pertemuan dengan masyarakat Mamit di Tolikara saat meresmikan Bandara Mamit, mengatakan warga Papua merasa tidak aman hidup di negeri sendiri. Enembe menyebut semua orang Papua menangis. Ia menambahkan warga Intan Jaya, Puncak, Nduga, Boven Digoel, dan Maybrat hidup dalam kesedihan. Orang Papua tidak hidup dengan kebahagiaan. Dengan nada meninggi, ia menegaskan tak ada warga Papua yang senang.
“Seluruh Papua, di muka bumi ini, yang tidak happy itu orang Papua. Kamu catat itu,” ujar Enembe dalam video berdurasi 44 detik tersebut.
Badan Pusat Statisik Provinsi Papua mencatat indeks kebahagiaan Papua pada 2021 sebesar 69,87. Nilai ini menempatkan Papua berada di posisi ketiga terbawah se-Indonesia, setelah Banten dan Bengkulu.
Meskipun menjadi Provinsi terendah, namun indeks kebahagiaan Papua mengalami peningkatan dari 2017 sebesar 67,52 menjadi 69,87 pada 2021.
Kepala BPS Papua, Adriana Helena Carolina mengatakan data tersebut menunjukan adanya peningkatan tingkat kepuasan penduduk terhadap seluruh domain kehidupan dan secara tidak langsung menjadi refleksi peningkatan kesejahteraan penduduk di Papua.
“Indeks Kebahagiaan ini diukur melalui tiga dimensi yaitu kepuasan hidup, perasaan dan makna hidup. Tiga dimensi ini merupakan gambaran umum tingkat kepuasan penduduk yang dianggap esensial,” kata Adriana. (*)
Writer : Nuevaterra
Editor : News Desk