Jayapura, Jubi TV– Para atlet Persatuan Olahraga Layar Indonesia atau Porlasi Papua fokus menatap Pekan Olahraga Nasional – PON XXI yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara tahun ini. Meski belum ada kejelasan dukungan anggaran dari pemerintah, saat ini tim Porlasi Papua tetap mempersiapkan atlet mereka di Pantai Hamadi, Kota Jayapura.
Porlasi Papua akan menurunkan empat atlet terbaik mereka pada empat nomor pertandingan, yakni Petra Ahuluhelu (kelas Laser Standar), Aldo Rizki Zulkarnain (Laser Radial Putra), Muhammad Tasya Aldiansyah (Laser 4.7 Putra), dan Emma Ledis Julia Yawan (Laser 4.7 Putri).
“Untuk kesiapan tim kami jelang ke PON XXI Aceh, kami ada empat atlet yang akan tampil di empat kelas pada PON XXI Aceh,” kata Pelatih Tim Layar Papua, Jhon Wattimena kepada Jubi, Jumat (3/5/2024) malam.
Dari empat atlet yang disiapkan itu, dua di antaranya merupakan peraih medali emas pada PON XX tahun 2021 lalu di rumah sendiri. Mereka yakni Aldo Rizki Zulkarnain dan Muhammad Aldiansyah. Keduanya berpindah nomor pertandingan ke level yang lebih sulit.
“Kita masih diperkuat oleh dua atlet peraih medali emas pada PON XX tahun 2021 lalu, Aldo dan Aldiansyah. Tapi sekarang mereka sudah pindah kelas atau naik ke level yang lebih sulit. Jadi untuk yang kelas mereka pada PON XX lalu itu sudah tidak mereka mainkan lagi karena usia,” ujar Jhon.
Tim Porlasi Papua sendiri sudah memasukkan data atlet mereka kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, sambil menunggu lampu hijau perihal pelaksanaan TC terpusat. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian kapan para atlet dan cabang olahraga Papua akan dimasukkan dalam program TC terpusat.
Karena alasan itu, tim Porlasi Papua mensiasati waktu untuk menjadwalkan latihan yang disesuaikan dengan aktivitas atlet mereka.
“Kami tetap latihan, untuk fisik dan teknik di laut kami tetap berlatih, tapi untuk sementara ini kami ambil hari-hari libur saja, karena ada atlet kita yang masih sekolah dan juga ada yang bertugas sebagai abdi negara mereka kan perlu untuk mendapatkan surat-surat resmi atau rekomendasi dari KONI untuk TC berjalan atau terpusat,” katanya.
“Hanya saja sampai sekarang kan belum ada surat untuk kita melakukan TC berjalan atau terpusat, maka itu saya sebagai coach saat ini kita ambil sore hari untuk latihan fisik dan hari Sabtu kita berlatih teknik di laut, latihan kita pusatkan di Hamadi,” sambungnya.
Targetkan Medali Emas
Meski dengan persiapan yang serba terbatas, Jhon Wattimena menyatakan tim Porlasi Papua tetap akan berusaha membidik target medali emas pada PON XXI mendatang. Target tersebut berdasarkan hasil memuaskan yang mereka capai pada babak kualifikasi atau Pra-PON, tahun 2023 lalu.
“Target kita rebut medali, kemarin waktu Pra-PON itu kita dapat dua medali perak dengan nilai yang sangat memuaskan, kita akan tetap mendongkrak untuk menargetkan harus ada medali emas,” katanya.
Medali emas bagi Porlasi Papua adalah target yang realistis karena mereka pernah berhasil mencatatkan sejarah baru pada PON XX tahun 2021 lalu dengan meraih dua medali emas dan dua medali perunggu.
“PON XX tahun 2021 lalu kita dapat dua medali emas dan dua medali perunggu, itu pencapaian terbaik kita di PON,” sebutnya.
Terpisah, atlet layar Papua peraih medali emas PON XX, Aldo Zulkarnain mengatakan dirinya tetap optimistis untuk membawa pulang medali dari PON XXI mendatang, meskipun hanya berbekal persiapan yang serba terbatas.
“Kita tetap optimis untuk meraih medali di PON XXI. PON XX lalu itu merupakan prestasi terbaik kita, saya dapat medali emas dengan Aldiansyah ketika itu,” kata Aldo kepada Jubi.
Hanya saja, Aldo belum berani berekspektasi soal medali karena sampai saat ini belum ada program TC terpusat dari KONI Papua. Tapi ia berjanji akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Papua pada PON XXI nanti.
“Target kita sih tetap akan berikan yang terbaik tapi kami belum bisa tentukan juga apa medali emas, perak atau perunggu, soalnya TC juga belum dimulai. Latihan kita masih secara mandiri dan terbatas, karena belum ada TC terpusat. Tapi kami tetap optimis bisa mempersembahkan yang terbaik,” ujar Aldo.
Pantang Menyerah
Tim Porlasi Papua pantang menyerah meski situasi tak menentu sedang menyelimuti kontingen Papua jelang pelaksanaan PON XXI. Di sisa 127 hari menuju pesta olahraga akbar Indonesia itu, mereka tetap membekali diri dengan berlatih.
Jhon Wattimena tetap optimis dengan persiapan atletnya. Mereka tetap berlatih karena tak mau kalah sebelum bertempur.
“Kita tetap optimis dengan persiapan yang sudah kita jalani. Kita sudah harus siap, saya sudah menyampaikan kepada atlet saya, jadi atau tidak jadi kita sudah harus siap tempur, karena itu penting. Jangan sampai kita terlena dengan situasi yang ada, tiba-tiba ada perubahan mendadak,” kata Jhon.
Bagi dia, persiapan atlet adalah hal yang utama. Sebagai pelatih dan atlet, mereka tetap profesional dan menjalankan tugas demi menghadirkan prestasi di PON XXI.
“Saya minta kepada atlet saya untuk tetap latihan dan melakukan persiapan karena apabila ada lampu hijau kita sudah dalam kondisi siap. Jangan seperti waktu Pra-PON kemarin semua serba mendadak, banyak cabor yang kewalahan karena seperti itu. Makanya kita ambil pengalaman itu. Kita harus tetap siap dari sekarang,” katanya.
Jhon berharap KONI Papua bisa segera mendapatkan dukungan anggaran agar persiapan atlet, cabor dan kontingen Papua bisa dimatangkan dalam waktu sisa. Ia menyayangkan kalau saja Papua tidak jadi tampil di PON XXI, karena perjuangan atlet dan anggaran yang sudah dikeluarkan pada babak kualifikasi akan menjadi sia-sia.
“Sangat disayangkan kalau Papua tidak ikut PON XXI. Kami tetap berharap setidaknya bisa tetap tampil. Karena anggaran sudah dikeluarkan untuk Pra-PON kan sia-sia kalau tidak berangkat ke PON, jadi kerugian itu ada di pihak kita, karena dana yang dikeluarkan untuk Pra-PON kemarin kan sudah dipergunakan. Nah dengan begitu, akan sayang sekali,” tuturnya.
Berdasarkan periodesasi program, bulan Maret hingga April ini para altet Papua dari masing-masing cabor yang telah lolos ke PON XXI seharusnya sudah masuk pada program TC terpusat. Namun agenda itu tertunda karena ketiadaan anggaran.
Ketua Umum KONI Papua, Kenius Kogoya mengungkapkan bahwa untuk menghadapi PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara, KONI Papua membutuhkan anggaran sebesar Rp284 miliar dengan menurunkan kuota 274 atlet dari 402 atlet. Anggaran tersebut akan dipakai untuk persiapan akhir, akomodasi, dan semua kebutuhan lainnya menuju PON.
Kontingen PON Papua akan mengikuti 36 cabang olahraga dan 44 disiplin yang dipertandingkan pada PON Aceh dan Sumut.
“Namun karena sementara ini kita menyesuaikan dengan kondisi kita di daerah, mudah-mudahan ada jalan baik bagi atlet kita. Kemudian yang sudah lolos PON ini bisa mereka ikut PON,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id