Jayapura, Jubi TV– Pemerintah Provinsi Papua akhirnya memberikan respon terkait dukungan kepada kontingen Papua yang akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI di Aceh-Sumatera Utara. Pemerintah siap memberikan dukungan, namun akan disesuaikan pada kemampuan anggaran yang jumlahnya terbatas.
Pemerintah Provinsi Papua akan mempertimbangkan berapa jumlah anggaran yang akan diberikan kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua untuk mengirimkan atlet mereka ke PON XXI, September mendatang.
Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Papua Yohanes Walilo mengatakan bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah disesuaikan dengan kemampuan anggaran.
Pemprov Papua dilema, selain akan mendukung kontingen PON Papua, mereka juga harus membayar tuntutan pegawai dan tanggung jawab lainnya.
“Sekarang kita mau dukung untuk PON, tapi ada juga mau bayar tuntutan pegawai kita. Kita harus pilih mana, itu menjadi pertimbangan kita, kami sudah sampaikan ke KONI, Pemprov mungkin akan siapkan dana sesuai kemampuan kita,” kata Walilo kepada wartawan, Senin (27/5/2024).
“Jadi berapapun yang dikasih, KONI menyesuaikan, kita tidak bisa memaksakan untuk menganggarkan lebih tiba-tiba ternyata tidak ada anggaran, menghindari defisit. Semua proses perencanaan itu harus seimbang,” tuturnya.
Ketua Umum KONI Papua Kenius Kogoya sebelumnya mengatakan jika pihaknya telah menyusutkan kuota atlet yang akan diboyong pada PON XXI di Aceh-Sumut. Dari jumlah 402 atlet telah dipangkas menjadi 274 atlet dengan memprioritaskan potensi medali.
Kenius Kogoya mengatakan pihaknya masih terus berupaya agar para atlet dan cabor-cabor bisa mendapatkan dukungan untuk ikut serta pada PON XXI.
“Kami berharap tidak mengecewakan mereka yang sudah berniat baik dan mengharumkan nama baik Papua. Kita berharap bisa ikut meriahkan dan membawa nama Papua pada PON XXI nanti,” kata Kenius belum lama ini.
Tersisa 102 hari
Pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumatera Utara hanya tersisa 102 hari. Menurut jadwal, hajatan akbar olahraga Indonesia itu akan dibuka pada 8 September 2024.
Sementara, atlet-atlet Papua dari masing-masing cabang olahraga maupun disiplin masih sebatas berlatih mandiri dan apa adanya. Mereka belum masuk pada penampungan atau TC terpusat karena KONI Papua masih terkendala anggaran.
Sambil menanti anggaran, KONI Papua menyiapkan dan melengkapi persyaratan administrasi kontingen mereka.
Sekretaris Umum KONI Papua, George Weyasu mengatakan yang berkaitan dengan syarat yang harus dilengkapi sebagai peserta PON tetap mengikuti tahapan-tahapannya.
“Sampai dengan persiapan-persiapan entry by name dan CdM meeting terakhir untuk memastikan keikutsertaan semua peserta masing-masing provinsi, itu KONI tetap harus melakukannya sambil menunggu kepastian dukungan Pemerintah Provinsi Papua,” katanya.
Ia berharap segera ada kepastian dari Pemerintah Provinsi Papua terkait keikutsertaan Papua di ajang PON XXI Aceh-Sumut. Sebab Juli mendatang, setiap kontingen sudah harus memastikan partisipasi mereka.
“Kita berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama dukungan pemerintah sudah bisa disampaikan karena mengingat nanti di bulan Juli kita harus memastikan bahwa partisipasi kita 50 persen dari biaya akomodasi. Transportasi, dan konsumsi harus sudah disetor untuk memastikan kita sudah siap mengikuti PON,” ujar Weyasu.
Pesimistis dibalik optimistis
Sejumlah cabang olahraga Papua masih menunggu dengan harap-harap cemas. Mereka yang sudah dipastikan lolos ke PON XXI lewat jalur babak kualifikasi masih menanti lampu hijau. Sembari mereka tetap berlatih secara mandiri.
Cabor sepak bola Papua misalnya. Mereka memang masih optimistis bisa bersaing pada PON XXI di Aceh-Sumut tahun ini. Namun dengan persiapan yang minim membuat mereka sedikit pesimistis bisa memenuhi target medali emas.
Pelatih Thomas Madjar mengaku untuk mempertahankan medali emas, tim sepak bola putri Papua butuh persiapan yang matang dan konsisten.
“Optimis, kami tetap optimis. Tapi jangan lupa dengan yang namanya persiapan, karena itu yang sangat penting,” kata Madjar.
Tim sepak bola putra juga belum bisa mematok target tinggi di PON XXI mendatang. Sebab, kata Moses Banggo, belum berjalannya TC terpusat mempengaruhi performa atau kondisi atlet yang seharusnya tak hanya fokus berlatih tapi juga mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang baik.
“TC mandiri yang kami lakukan sebenarnya berjalan dengan baik, hanya saja untuk mengukur progres atlet agak susah karena kami tidak ditampung dan kami tidak bisa mengontrol nutrisi dan istirahat atlet, sekalipun demikian antusias atlet dalam menjalani latihan sangat baik, semangat terjaga dengan baik, walau tanpa kepastian,” kata Moses. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id