Jayapura, Jubi TV – Sejak tahun 2021 suami istri Selwanus Manam dan Yohana Morin mulai bekerja memulung sampah kertas dan botol. Bagi Silwanus Manam pekerjaan memulung telah berkontribusi mengurangi sampah kertas dan botol di Kota Jayapura.
“Walau hasil dari yang kami kerjakan tidak seberapa saat kami bawa timbang, tapi ini pekerjaan mulia, karena kami sudah turut mengurangi sampah kertas dan botol di Kota Jayapura,” kata Selwanus Manam, saat ditemui Jubi di depan tempat usaha mereka di pinggir Jalan Ardipura Raya, Polimak Bambu Kuning, Kota Jayapura, Kamis (25/4/2024).
Lelaki berusia 55 tahun asal Biak, Papua itu mengatakan banyak tantangan yang mereka hadapi, dari luar maupun di dalam keluarga.
“Memang banyak tantangan yang kami hadapi, baik lokasi untuk tempat kumpul sampah botol dan kertas, dan ada beberapa protes dan dukungan dari beberapa kerabat dan teman,” kata Selwanus Manam.
Pada awal memulai pekerjaan di tahun 2021, suami istri Selwanus Manam dan Yohana Morin fokus mengumpulkan botol dan karton. “Sampah botol biasanya kami kumpul di Pantai Holtekam, [yang berasal] dari rumah sakit, Jembatan Jayapura Kota atau di bawah Jembatan Kali Anafre,” ujarnya.
“Kalau buku itu kami peroleh dari kerabat saya, kebetulan mereka mau buang [buku] dari kantor Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jayapura, jadi saya pergi ambil,” ujarnya.
Yohana Morin juga menjelaskan setiap dua minggu sekali mereka melakukan pengantaran sampah ke Bank Sampah di Kantor Walikota Jayapura.
“Kami diberi buku tabungan, jadi buku ini kami ambil setiap kali menyetor sampah, sampah yang kami setor itu sampah botol dan kertas,” kaya Morin.
Dalam sebulan mereka biasanya mengantar sampah ke Bank Sampah di Kantor Walikota Jayapura sebanyak dua kali, atau setiap dua minggu sekali. “Sampah botol dan kertas itu nanti ditimbang dan ada buku tabungan yang kami pegang untuk mencatat berapa hasil timbangannya dan bayarannya berapa,” ujarnya.
Memulung sampah
Pendapatan yang diterima selama dua minggu paling tinggi bisa mencapai Rp800 ribu. Tapi kadang juga hanya bisa membawa pulang uang Rp100 ribu, lanjutnya.
“Kami tahun ini baru jual sampah kertas ke pengepul, sekali timbang satu ton itu kami bisa peroleh sampai Rp1 juta,” kata Morin.
Keluarga Manam Morin juga sesekali melibatkan anak-anak mereka untuk membantu menyortir dan memisahkan sampah botol dari tutupnya dan membuang labelnya.
“Saya dan istri masih sering kurang tenaga orang untuk mengangkut sampah ke blakos (mobil pick up) hingga tiba di Bank Sampah di Kantor Walikota, mobil blakos yang kami gunakan ini juga kami sewa, dan dibayar perbulan, perbulan harga sewa blakos Rp3 juta,” ujar Selwanus Manam.
Sebelum bekerja mengumpulkan sampah botol dan kertas, Selwanus Manam pernah menjadi sopir tangki Pertamina untuk minyak tanah di PT Langkar Bagawanta, dari tahun 1988 sampai 2020. Sementara istrinya sampai saat ini masih aktif bekerja sebagai cleaning service di Ruangan Operasi Rumah Sakit Dok II Kota Jayapura. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id