Wamena, Jubi TV – Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, mengajak umat setempat menjaga dan mempertahankan toleransi yang sudah terbangun selama ini di wilayah itu.
Ketua DMI Kabupaten Jayawijaya, Yoyo Iwik Sriyoto pada kegiatan Maulid Nabi dan pengajian akbar dua hari dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Al-Hidayah, Asolokobal, Sabtu, mengajak umat menjalin silaturahmi dan tali persaudaraan antar sesama umat Muslim, kaum Muhajirin, kaum ansor maupun dengan umat yang lainnya.
“Masalah beda agama atau keyakinan itu bukan jadi persoalan utama karena agama itu urusan Tuhan, maka kami sebagai umat tetap hidup berdamai seperti saat ini, kita bisa merayakan hari besar Islam bersama-sama,” katanya dilansir Antara
Ia mengatakan, untuk membangun generasi Islam yang baik, perlu adanya komunikasi, menciptakan kerukunan dalam hidup, bahkan menerapkan metode pendidikan yang berguna guna membangun kemandirian secara ekonomi.
Yoyo mengajak generasi penerus Masjid Al Hidayah di Kampung Air Garam membuat suasana bangunan itu menjadi hidup, melalui kegiatan sholat berjamaah, ngaji bersama serta menjunjung tinggi dan menghormati orang tua, ustad, pengurus masjid, bahkan sesama pemuda yang ada.
“Umat Muslim yang ada saat ini juga harus menghargai dan menghormati para pejuang dan perintis masjid Al-Hidayah yang telah mendahului kita, semoga mereka ditempatkan di surga nya Allah S.WT,” katanya.
Ia mengimbau orang tua yang sebagian besar di antaranya merupakan penduduk asli Jayawijaya, mengizinkan DMI membantu menyekolahkan anak mereka.
“Jika ada anak-anaknya yang mau sekolah atau pondokan keluar daerah agar diizinkan oleh orang tuanya. Jika dirasa orang tuanya kurang mampu segera laporkan ke saya agar kita carikan solusi sama-sama agar adik-adik yang punya mimpi ini bisa tercapai suatu saat nanti,” katanya.
Selaku Kepala Suku Kampung Air Garam, Hans Kuwan mengajak umat di sana saling kompak merawat persatuan dan kesatuan, tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya, sebab semuanya merupakan ciptaan Tuhan.
“Kepada kita semua yang ada di Kampung Air Garam agar tetap menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik, sehingga arti kedamaian hidup ini benar-benar terjadi di kampung ini,” katanya.
Acara kegiatan maulid nabi itu ditutup dengan makan bersama hasil bakar batu secara tradisional yang merupakan budaya Lembah Baliem atau sebutan untuk Wamena.(*)