Jayapura, Jubi TV– Kepala Kepolisian Resor Kota atau Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Victor Mackbon mengatakan satu mobil truk yang memulangkan para pelayat mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dari rumah duka di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, pada Jumat (29/12/2023) terbakar setelah sebelumnya tergelincir.
Hal itu disampaikan Mackbon untuk menepis kabar bahwa truk itu dibakar orang tertentu. “Jadi truk itu bukan dibakar masyarakat, tetapi tergelincir akibat kelebihan muatan. [Truk itu] terbakar [setelah tergelincir, diduga] karena ada gesekan sehingga menimbulkan percikan api,” kata Mackbon di Kota Jayapura, Jumat.
Untuk pemulangan para pelayat seusai pemakaman Lukas Enembe, Mackbon menyatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah truk. Pada Jumat, sudah ada tiga truk yang mengantar pelayat pulang ke arah Abepura dan Sentani. Pemulangan para pelayat akan dilanjutkan pada Sabtu, mengingat hari sudah malam.
“Jadi sudah ada yang diantarkan sampai ke Abepura dan ke Sentani. Hari ini sebanyak tiga truk bermuatan warga sudah mengantar [mereka] ke rumahnya masing-masing, diantaranya ke Sentani dan Abepura. Dan [para pelayat] yang mengunakan sepeda motor juga sudah mendahului pulang,” ujarnya.
Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pendeta Dorman Wandikbo yang memantau langsung proses pemulangan para pelayat Lukas Enembe meminta maaf atas amuk massa yang terjadi saat iring-iringan pengantar jenazah Lukas Enembe melintas dari arah Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura, menuju Koya Tengah, pada Kamis (28/12/2023). Ia mengucapkan terima kasih kepada Polri maupun TNI yang telah mengawal jalan prosesi pemakaman sejak dari Bandara Sentani hingga ke Koya Tengah.
“Saya sebagai pimpinan menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, karena beberapa orang yang menjadi korban dalam pengantaran [jenazah] Bapak Lukas Enembe dari bandara ke Sekolah Teologia Atas Injili. Itu diluar dugaan kami, pimpinan gereja, maupun pihak keamanan. Kami semua sudah berbicara baik, bagaimana kami bisa melakukannya dengan damai dan aman,” kata Wandikbo.
Ia sangat prihatin dengan dampak yang ditimbulkan amuk massa itu. Ia berharap agar masyarakat yang terluka atau dirugikan dalam peristiwa tersebut dapat mendapatkan perawatan yang baik.
“Saya sebagai pimpinan gereja yang juga sebagai tokoh gereja yang ada di Tanah Papua, [kami] memohon maaf atas tindakan-tindakan yang terjadi. Hal itu di luar kendali kami, kami berusaha memberikan yang terbaik sebagai Tanah Papua, tanah damai,” ujarnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id