Jayapura, Jubi TV– Tim berjuluk Mutiara Hitam, Persipura Jayapura kini bermarkas di Stadion Utama Lukas Enembe (SULE) yang megah itu. Bahkan pelatih Persipura, Ricky Nelson, mengatakan seakan tim berlatih di stadion luar negeri.
Suporter tim Mutiara Hitam itu kini berharap, dengan menempati markas baru, para pemain Persipura harus meraih prestasi bagus dan kembali ke kasta pertama, Liga 1 Indonesia, Musim depan.
“Bagi saya Mutiara Hitam selalu di hati. Apalagi sudah pindah markas ke Stadion Utama Lukas Enembe harus berprestasi dan kembali ke liga 1 musim depan,” kata salah seorang pencinta Persipura, dr Engel Adrian Ansanay, M.Kes saat ditemui jubi.id di ruang prakteknya, Rabu (14/7/2022) malam.
Dia menambahkan dengan berpindahnya markas Persipura dari Stadion Mandala ke Stadion Utama Lukas Enembe bisa mengubah suasana baru dan masyakakat dari Sentani, Sarmi, Keerom dan Kota Jayapura bisa memenuhi stadion tempat perhelatan PON Papua 2021 itu digelar.
“Iya, tim Mutiara Hitam memang beda dan punya prestasi sendiri. Kita juga harus mendukung walau ada dua klub lain di Liga 2 yaitu Persewar dan PSBS Biak,” kata paman dari I Nyoman Ansanay, mantan pemain Persipura ini.
Ansanay juga menilai dan melihat materi pemain Persipura musim ini cukup mumpuni, dan berharap dengan pelatih Ricky Nelson dan juga manajer baru, Yan Mandenas, bisa membawa arah baru Persipura menjadi klub profesional hingga berprestasi kembali seperti dulu, minimal kembali masuk Liga 1.
Hal senada juga dikatakan Richard Ferre, mantan bek kiri Persipura era 1980-an. Bagi dia, Persipura sangat berbeda dengan klub lain karena pertama kali berdiri dan ketua umumnya seorang pendeta yaitu Mesak Koibur, pada 25 Mei 1965, di Gedung Mess GKI APO Jayapura, dengan nama Persatuan Sepakbola Sukarnapura dan sekitarnya yang disingkat Persipura sampai sekarang.
“Jadi Persipura klub yang lahir karena terlibatnya orang dari GKI di Tanah Papua,” katanya.
Oleh karena itu, Ferre mengingatkan bahwa bekerjalah bersama Persipura dengan hati dan jujur.
“Ya saya harap manajemen harus transparan dan terbuka karena sepak bola sekarang berbeda dengan dulu yang harus profesional dalam industri sepak bola,” katanya.
Liga2 dan Piala Indonesia
Pelatih kepala tim Mutiara Hitam, Ricky Nelson, juga mengakui kalau akan melakoni dua laga yaitu kompetisi Liga 2 dan Piala Indonesia 2022.
“Kita harus mempersiapkan pemain minimal 30 pemain agar siap turun dalam dua laga,” kata mantan pelatih Sulut United ini di sela-sela latihan tim Mutiara Hitam di Lapangan Mahacandra Uncen Waena, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan waktu persiapan yang hanya sebulan tak membuat pemain patah semangat sebab komunikasi dengan beberapa pemain sudah berjalan selama dua minggu sebelum para pemain berlatih perdana di Lapangan Mahacandra Uncen Waena.
Sementara itu, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, di laman pssi.org menyebutkan bahwa Piala Indonesia musim ini bakal digelar pada Agustus 2022 hingga Maret 2023, beriringan dengan Liga 1 2022/2023.
Turnamen ini bakal diikuti 64 klub dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Liga 1 terdapat 18 klub, Liga 2 ada 28 tim, dan Liga 3 tercatat 18 klub.
Hanya tiga klub asal Papua yang ikut semuanya dari Liga 2, yaitu Persipura Jayapura, Persewar Waropen, dan PSBS Biak. Sedangkan dalam Liga 3 tidak ada satupun klub dari Papua maupun Papua Barat.
Prestasi tim Mutiara Hitam di Piala Liga Indonesia tiga kali meraih runner up 2006/2007 dan 2007/2008 serta 2008/2009. Dalam Copa Indonesia atau Piala Indonesia 2009 tim berjuluk Mutiara Hitam kalah WO dari Sriwijaya FC yang kini turun ke Liga 2 bersama Persipura. Dua kali berturut turut dalam final 2006/2007 dan 2007/2008 kalah penalti melawan tim Arema Malang.
Piala Indonesia merupakan sebuah turnamen sepak bola tahunan yang diselenggarakan oleh PSSI. Pertama kali turnamen ini diadakan pada tahun 2005 dengan nama Copa Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk alasan sponsor. (*)
Berita ini sudah terbit di Jubi.id dengan judul: Bermarkas di stadion megah, Persipura harus kembali ke Liga 1