Jakarta, Jubi TV – Menteri Keuangan Sri Mulyani dan penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) asal Papua mendiskusikan masa depan pembangunan sumber daya manusia (SDM) Papua dalam Dialog bertajuk Putra Putri Papua, Saatnya Giliranmu! Sa Indonesia, Sa Maju Bersama.
“Masyarakat Papua menanti kontribusi para penerima beasiswa selepas studi. Pekerjaan rumah besar yang menjadi tantangan diharapkan bisa menjadi ladang pengabdian di berbagai bidang yang dimiliki,” ucap Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu dilansir Antara
Dirinya pun mengapresiasi terobosan Program Beasiswa Afirmasi – Putra Putri Papua yang digelar LPDP tahun ini. Hal tersebut adalah bukti komitmen pemerintah mewujudkan inklusivitas pembangunan SDM.
Putra-putri Papua yang ikut sebagai peserta dalam Temu Dialog ini juga menyampaikan gagasan dan masukan terhadap pembangunan SDM di Papua, khususnya arah kebijakan beasiswa LPDP ke depan.
Sejak pertama kali memberi layanan beasiswa di tahun 2013, daerah afirmasi seperti Papua dan Papua Barat mendapat perlakuan khusus dengan berbagai relaksasi persyaratan seleksi melalui Program Beasiswa Afirmasi.
Pada tahun 2017, program tersebut dilanjutkan dengan nama Program Beasiswa Indonesia Timur yang menyasar masyarakat dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Maluku Utara, serta Papua Barat dan Papua.
Untuk semakin memperluas jangkauan inklusivitas, LPDP membuka relaksasi persyaratan yang lebih luas dalam Program Beasiswa Putra Putri Papua yang secara khusus menyasar Orang Asli Papua (OAP), yakni mereka yang memiliki marga Asli Papua, atau memiliki Ibu/Bapak kandung adalah OAP.
Sri Mulyani pun berharap agar penerima beasiswa LPDP dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan kerja keras dan belajar bersungguh-sungguh, untuk dapat memberikan pengabdian yang berkualitas kepada Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto menyampaikan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan pembangunan SDM di Papua melalui Beasiswa LPDP. Program Beasiswa Afirmasi – Putra Putri Papua yang dibuka mulai tahun 2022 ini memberikan relaksasi persyaratan.
Program ini tidak ada lagi persyaratan syarat bahasa yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat Papua. Hasilnya, hanya dalam seleksi tahap pertama saja pemerintah berhasil menjaring langsung 100 putra-putri terbaik Papua menjadi penerima beasiswa LPDP.
Penerima beasiswa tersebut akan mengikuti serangkaian program pengayaan bahasa, pengayaan non-bahasa, dan konseling peningkatan kemampuan akademik, sebelum akhirnya mendaftar dan berangkat studi di perguruan tinggi.(*)