Jubi TV – Seorang anak yang masih duduk di bangku kelas IV SD di Sinak dikabarkan meninggal setelah mengalami penganiayaan oleh aparat keamanan di Sinak. Makilon Tabuni, anak yang meninggal ini sebelumnya ditangkap bersama enam anak lainnya karena dituduh mencuri senjata milik anggota TNI di Sinak.
Informasi meninggalnya Makilon ini disampaikan oleh seorang warga Sinak kepada Jubi, Jumat (25/2/2022). Disampaikan oleh warga ini, sebelumnya pada tanggal 22 Februari 2022, dua orang pemuda diduga mengambil satu pucuk senjata milik anggota TNI di sekitar Bandara Tapulinik Sinak, Kabupaten Puncak Papua. Setelah aparat TNI mengetahui bahwa senjata milik mereka diambil, mereka melakukan pengejaran orang yang mengambil senjata di Kampung Kelemame. Mereka melakukan pengejaran persisnya di sekitar tiga gereja yaitu gereja GKII Kelemame, Gereja GKII Kumisila dan GKII Mogolu.
“Pengejaran ini terjadi karena adanya kehilangan satu pucuk senjata pada pukul 19.00 – 20.00 WP malam. Dalam pengejaran itu aparat gabungan TNI/POLRI menangkap 7 orang anak-anak usia SD. Sebagian mereka sekolah di SD Inpres Kelemame dan SD Inpres Sinak. Tujuh anak-anak itu adalah Deson Murib, Makilon Tabuni, Pingki Wanimbo, Waiten Murib, Aton Murib, Elison Murib, Murtal Kulua,” katanya kepada Jubi, Jumat (25/2/2022).
Lanjut warga ini, setelah menangkap anak-anak tersebut, aparat TNI/PORI membawa anak-anak yang tidak tahu persoalan tersebut ke Camp di Bandara Sinak untuk diinterogasi. Namun ketujuhnya diduga mengalami penganiayaan sampai babak belur oleh aparat TNI/POLRI lalu mereka dibawa ke kantor Polsek Sinak.
“Anak-anak tersebut disiksa oleh aparat TNI/POLRI sehingga mengakibatkan satu orang anak kandung dari Kepala Kampung Kelemame, Maluk Tabuni atas nama Makilon Tabuni meninggal dunia,” katanya.
Hingga saat ini enam korban lainnya sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.
Guru SMA di Sinak berinisial YK mengaku ia juga mendapatkan informasi dari masyarakat di Sinak. Ia memang tidak sedang berada di Sinak pada saat peristiwa itu terjadi. Ia berada di Timika. Namun karena diantara anak-anak yang ditangkap itu ada yang merupakan keluarganya, ia mendapatkan informasi dari keluarganya dua hari lalu, setelah jenazah Makilon Tabuni diperabukan.
“Makilon Tabuni adalah siswi kelas 4 SD di SD Inpres Sinak, Kabupaten Puncak. Jasadnya diperabukan pada tanggal 24 Februari 2022 di samping perumahan Kepala Distrik Sinak. Makilon ini anak kepala kampung Kelemame,” katanya.
YK menambahkan keluarganya mengatakan setelah jenazah Makilon diperabukan, masyarakat setempat minta agar enam orang yang masih ditahan itu dikeluarkan agar bisa diobati di rumah sakit. Akhirnya keenam anak yang ditahan di Polsek Sinak itu dikeluarkan dan dirawat di rumah sakit.
“Informasi tentang kejadian ini saya dapat dari keluarga. Tapi kita perlu cek lagi ke Sinak. Sementara ini susah telpon ke atas (Sinak),” kata YK yang juga pengurus Gereja GKII di Sinak.
Lanjut YK, Deson Murib setelah mendapatkan perawatan di RS Sinak dirujuk ke RS Timika. Seharusnya Deson berangkat Jumat kemarin. Tapi karena tidak ada pesawat, Deson batal diberangkatkan keluarganya.
“Kalau ada pesawat hari ini, Deson akan dikirimkan untuk berobat di Timika. Kita ada tunggu ini,” ujar YK.
Informasi lainnya yang dikumpulkan Jubi menyebutkan pencurian senjata ini terjadi pada pukul 22.15 WP di Pos PT. Modern Bandara Tapulunik Sinak. Pencurian dilakukan oleh tiga orang yang belum diketahui namanya. Kejadian ini terjadi pada malam hari saat semua anggota aparat keamanan dan masyarakat sekitar Bandara Tapulunik sedang bermain togel dan permainan dadu yang dibuka di Pos PT Modern.
Di saat yang sama beberapa anak sedang nonton TV di di Pos PT. Modern. Tiga anak yang diduga sebagai pelaku pencurian melihat sepucuk senjata di depan mereka yg di tinggalkan oleh anggota Pos PT. Modern. Ketiganya langsung mengambil senjata tersebut dan menghilang. Setelah diketahui ketiganya menghilang dengan senjata tersebut, anak-anak lainnya yang sedang menonton TV harus menjadi korban. Mereka dituding terlibat dalam pencurian senjata pencurian. Tujuh orang anak kemudian diinterogasi dan mengalami penyiksaan.
“Dan sampai hari ini, TNI/POLRI masih melakukan pengejaran dan operasi,” kata sumber Jubi lainnya ini.
Ditambahkannya, sejak aparat kemanan mengejar pelaku jaringan TELKOMSEL 4G di Distrik Sinak masih dimatikan sehingga sulit untuk mendapatkan info yang lengkap.
“Kami meminta untuk advokasi media dan hukum terkait dengan insiden ini,” katanya.
Informasi lainnya yang dikumpulkan Jubi menyebutkan pada hari Selasa (22/2/2022) sekitar pukul 16.00 WP sepuluh orang anggota Pos Sinak Bandara DPP yang dipimpin oleh Lettu Inf M. Gatot Mustafa H. melaksanakan patroli Pam Bandara di sekeliling runway. Tim patroli ini kemudian menuju Pos PT. Modern untuk menumpang WIFI dalam rangka mengirimkan laporan.
Sekitar pukul 19.00 Prada Kristian Sandi Alviando, anggota tim patroli menuju ke ruang TV di PT. Modern untuk menonton televisi. Satu jam kemudian terdengar teriakan dari Prada Kristian Sandi Alviando yang sedang menonton televisi bahwa senjatanya dirampas dari belakang oleh Orang Tak Dikenal (OTK) pada saat sedang fokus menonton. Mengetahui ada perampasan senjata ini tim patroli melakukan pengejaran. Namun karena kondisi gelap dan kabut tebal disertai hujan, pengejaran tidak mendapatkan hasil yang maksimal.
Selain senjata Laras panjang jenis SS2, dirampas juga 1 buah magazen dan amunisi tajam kaliber 5,56 sebanyak 25 butir.
Pukul 20.40, Lettu Inf M.Gatot Mustafa H. melaporkan kejadian tersebut kepada Danramil Sinak, Wadansatgas Yonif R 408/SBH, Kapolsek Sinak, Danpos Maleo dan Satgas BKO Brimob untuk melaksanakan pencarian terhadap tersangka. Sebelumnya, sekitar pukul 20.00, terdengar bunyi tembakan sebanyak 5 kali. Diketahui kemudian, kontak terjadi tembakan di POS TNI 521 bandara.
12 anggota keamanan gabungan yang terdiri dari 5 orang anggota Koramil, 4 orang anggota Satgas Maleo, Kapolsek dan 3 orang Brimob berangkat menuju Pos TNI 521 untuk memberikan bantuan. Mereka tiba di POS TNI 521 sekitar pukul 21.00. Selanjutnya, pasukan gabungan ini beserta anggota satgas 521/ DY sejumlah 20 orang bergerak melaksanakan penggerebekan ke Honai dekat Pos TNI 521 dan di temukan 6 (enam) orang.
6 orang tersebut di bawa ke pos 521 untuk di interogasi. Setelah keenamnya diinterogasi didapatkan nama – nama Gumungga, Palsu, Barinus dan Deki sebagai orang yang diduga membawa lari senjata.
Selanjutnya 20 orang pasukan gabungan TNI – Polri bergerak menuju Kalimame untuk melaksanakan pengejaran dan penggeledahan honai milik Barinus. Namun tidak ditemukan senjata yang dirampas ataupun empat orang yang diduga sebagai pelaku perampasan. Honai milik Barinus itu lalu dibakar. Penggeledahan dilanjutkan di gudang dekat honai namun tidak mendapatkan hasil juga.
Pukul 02.15 WIT terdengar bunyi tembakan dari arah Kilonggame dan diduga senjata hasil perampasan sudah sampai di daerah Kilonggame (sekitar 5 km dari Pos Polsek Sinak). Pukul 03.00 operasi pengejaran ini dihentikan sementara.
Jubi berusaha menghubungi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs Ahmad Musthofa Kamal melalui pesan layanan Whatsap untuk mendapatkan keterangan pihak kepolisian namun hingga berita ini disiarkan, belum ada jawaban. Demikian juga halnya dengan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga yang dihubungi Jubi belum memberikan keterangan terkait informasi dan kronologis senjata yang hilang tersebut. (*)
Yuliana Lantipo, Hengky Yeimo dan Aryo Wisanggeni berkontribusi dalam penulisan laporan ini.