Jayapura , Jubi TV– Salah satu nahkoda kapal nelayan asal Indonesia yang bermukim di Merauke baru saja terkena timah panas yang diduga berasal dari kapal patroli militer Papua Nugini. Sontak semua pihak mengkritik, bahkan bertanya mengapa sampai harus menembak. ada cara lain, misalnya negosiasi atau bicara baik-baik?
Dubes Indonesia di Port Moresby pun angkat bicara dan menyesalkan adanya peristiwa penembakan yang dilakukan tentara Papua Nugin (PNGDF) kapal motor nelayan asal Indonesia di Merauke.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden penembakan yang merupakan seorang anak buah kapal (ABK) kapal nelayan [Indonesia],” kata Dubes RI untuk Papua Nugini, Andriana Supandi, kepada ANTARA, belum lama ini.
Sebagai negara tetangga dengan potensi ikan terbesar, walau Indonesia dengan Papua Nugini sama-sama negara kepulauan, tetapi ternyata perairan di sana ikannya jauh lebih banyak jumlahnya.
Tak heran jika ada nelayan Indonesia menemukan ikan melewati tapal batas negara sampai ke Papua Nugini. Ikan-ikan yang diburu atau dicari seperti ikan kakap Cina (Lates niloticus).
Pakar perikanan menyebutkan bahwa ikan kakap putih adalah jenis ikan berpindah dalam keluarga Latidae dari ordo Perciformes. Jenis ikan kakap putih tersebar luas dari Asia tenggara sampai Papua Nugini dan Australia Utara (wilayah kepulauan Selat Torres).
Ikan ini dikenal pula dengan nama Pia Kapong di Thailang dan Barramundi di Australia.Komunitas ilmiah internasional menyebutkan ini sebagai Asian sea bass (Kakap Laut Asia) atau Australia sea bass (kakap Laut Australia). Ikan ini ternyata merupakan salah satu budidaya laut unggulan di Indonesia.
Salah seorang nelayan asal Bulukumba di Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke kepada Jubi beberapa waktu lalu mengatakan mereka mencari ikan kakap putih untuk diambil gelembungnya karena sangat laku di pasaran.
Saat itu sedang memperbaiki atau membuat kapal motor kayu dan biasanya mereka mencari ikan kakap putih sampai ke perairan Papua Nugini.
”Kita perbaiki karena saat melaut mencari ikan kakap Cina bisa sampai ke laut Papua Nugini,” katanya kepada Jubi, kala itu.
Dia menambahkan harga gelembung ikan kakap Cina per ons bisa mencapai sembilan juta rupiah saat itu.
Jubi mengutip https://kkp.go.id menyebutkan nelayan-nelayan di Papua bagian selatan di Kabupaten Merauke dihebohkan dengan berburu gelembung ikan yang memiliki nilai jual yang fantastis di pasaran.
Informasi dari para nelayan berburu ini dimulai sejak awal era tahun 2000-an. Kebutuhan ikan kakap cina ini meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan serta harga di pasaran.
Kapal-kapal motor ikan yang tadinya mencari ikan hiu, justru menampilkan target buruannya ke gelembung ikan kakap Cina. Ikan-ikan yang biasanya diburu untuk diambil gelembung renangnya.
Masyarakat lokal di Merauke menyebutnya sebagai ikan Duri/Ote, ikan Kakap Putih, ikan Kuro, ikan Kakap Cina/Angkui, dan ikan Gulama.
Namun yang paling dicari nelayan kapal motor adalah ikan Kakap Cina dan ikan Gulama. Dua jenis ikan ini memiliki harga gelembung renang yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan tiga jenis ikan lainnya.
pertanyaan gelembung ikan kakap putih yang lebih jelas berimbas pada pembuatan galangan kapal motor dari kayu untuk membuat kapal baru.
Pantauan Jubi di Pantai Lampu Satu, Merauke terlihat banyak kapal motor yang diperbaiki maupun membuat kapal baru.
Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) di Merauke melaporkan pada 2018, bulan Januari hingga Juni jumlah pengiriman gelembung ikan dari Merauke mencapai 82.000 kilogram. Negara tujuan untuk mengekspor lebih banyak ke Singapura.
Khusus di Merauke pada 2018, berdasarkan catatan Stasiun KIPM, komoditas ikan paling banyak dikirim ke Surabaya 43 persen (6,8 ribu ton), Probolinggo 24 persen (3,9 ribu ton), Jakarta 16 persen (2,5 ribu ton), Bali 12 persen (1,8 ribu ton), serta daerah lainnya Makassar, Sorong, dan Jayapura 5 persen (800 ton).
PNG Daru dan Selat Torres Australia
Daru adalah ibu kota Provinsi Barat, kota yang paling tidak berkembang dibandingkan dengan kota-kota provinsi lain di Papua Nugini (PNG). Akses luar ke pulau dari Port Moresby adalah melalui udara atau laut, tidak ada koneksi jalan darat.
Penduduk Kepulauan Daru memiliki hubungan tradisional yang kuat dengan penduduk Kepulauan Selat Torres di perbatasan Australia. Pulau Daru adalah salah satu dari 274 pulau Selat Torres tetapi di sisi Papua Nugini.
Provinsi ini langsung dengan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan Indonesia. Wilayah ini juga dekat dengan wilayah Kepulauan Selat Torres termasuk wilayah Australia.
Orang-orang Marind dan Kepulauan Selat Tores serta warga di Daru selalu bersama sama mencari di wilayah tersebut. Bahkan orang-orang Marind juga mengayau sampai ke wilayah Selat Torres di Australia.
Hampir sebagian besar orang-orang di Selat Torres termasuk dalam rumpun budaya Melanesia dan bukan orang Aborigin, bangsa asli benua Australi.
Jika membandingkan nelayan di Papua Nugini, Selat Torres dan Papua jelas masih memakai teknologi sederhana, hanya bermodal perahu dan alat pancing tradisional.
Daru adalah ibukota dari Provinsi Barat Papua Nugini, perairan di sekitar terdapat pulau yang disebut Pulau Daru.
Mengutip Penduduk setempat di Papua Nugini angkat bicara saat taman perikanan industri yang diusulkan di China memicu lonceng alarm di Canberra – ABC News menyebutkan bahwa wilayah pengaturan ikan yang paling menonjol di negara itu. PNG memiliki wilayah maritim yang luas, dengan tuna dari perairannya membentuk sekitar 10 persen dari hasil tangkapan dunia.
Walau demikian wilayah Pulau Kecil Daru di Papua Nugini menarik bagi perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi di sana.
“Perusahaan Tiongkok ingin membangun kawasan industri perikanan terpadu di Pulau tersebut. ABC News menyebut perusahaan Tiongkok akan miliaran dolar untuk membangun kota perikanan di sana.”
Rencana ini jelas mengkhawatirkan nelayan lokal di Pulau Daru, Opeta James penyelamat yang selalu menangkap udang karang atau Lobster di sekitar Pulau Daru.
ABC News menyebutkan selama 13 tahun, penyelamat Papua Nugini, Opeta James, telah naik perahu ke terumbu karang di Selat Torres untuk menangkap udang karang.
Walau demikian Perdana Menteri PNG, James Marape, rencana itu hanya pada tahap konsep, dan belum dipertimbangkan oleh pemerintah nasionalnya.
Terlepas dari pro dan kontra tentang potensi ikan di perairan PNG dan Selat Torres, Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia dalam periode Mei 2020-November 2021 telah terjadi enam (6) kali penangkapan kapal Indonesia oleh pihak PNG. Dari enam kali penangkapan, terdapat 34 nelayan dan ABK Indonesia ditahan.
Menurut DFW Indonesia, perairan di sana masih memiliki stok ikan yang cukup tinggi dengan fishing ground yang tidak terlalu jauh. Fishing ground -nya dekat 4-7 mil laut dari daratan tetapi sudah masuk ke wilayah Papua Nugini.
DFW Indonesia mengakui kalau ikan yang menjadi target tangkapan di sana adalah jenis ikan kakap Cina, kakap putih, dan ikan kuro.
Oleh karena itu, DFW Indonesia meminta kepada Kementerian Luar Negeri atau perwakilan RI di Papua Nugini untuk memberikan perlindungan dan pendampingan hukum kepada nelayan Indonesia yang ditangkap. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id dengan judul: Selat Torres dan perairan Papua Nugini, sasaran mencari nelayan asal Indonesia