Timika, Jubi TV – Sekolah Taruna Papua di Timika menyiapkan penerapan Metode Montessori dalam kegiatan belajar mengajar bagi para siswa. Mereka dijadwalkan meluncurkan penerapan metode itu pada Jumat mendatang.
Metode Montessori pertama kali dikembangkan Maria Montessori pada 1907 di Italia. Metode pembelajaran tersebut menitikberatkan pada pengembangan potensi individu dengan memberi kebebasan belajar dan penggunaan peralatan belajar sesuai tingkat perkembangan siswa.
Metode Montessori sangat membantu siswa dalam menemukan minat dan bakat mereka. Selain itu, membantu pengembangan potensi kognitif, emosional, sosial, dan motorik secara menyeluruh. Metode tersebut pun dapat meningkatkan kepercayaan diri, kreatifitas, rasa empati, dan ketertarikan siswa dalam mempelajari hal-hal baru.
Meskipun baru akan diluncurkan pada Jumat mendatang, Metode Montessori sudah mulai diperkenalkan kepada para siswa Sekolah Taruna Papua. “Kami mulai memperkenalkan kepada siswa baru kelas I,” kata seorang guru yang mengampu kelas I di Sekolah Taruna Papua.
Sekolah Taruna Papua merupakan salah satu sekolah unggulan di Mimika. Mereka mendidik siswa Orang Asli Papua dari Amungme dan Kamoro serta tujuh suku lain di Timika.
Wakil Kepala Sekolah Taruna Papua Franco Irareha mengatakan lembaga pendidikan tersebut semula di bawah pengelolaan Yayasan Pesat. Kini, pengelolaannya dilanjutkan Yayasan Pendidikan Lokon dari Sulawesi Utara.
“Sekolah ini dibangun pada 2007 dan menempati area seluas 9,8 hektare. Ada berbagai ruang terbuka hijau [di kompleks persekolahan], termasuk taman flora dan fauna endemik Papua,” kata Franco, Sabtu (3/8/2024).
Sekolah Taruna Papua berada di Jalan Kutilang SP 4, Kampung Wonosari Jaya, Distrik Wania. Minat warga setempat untuk menyekolahkan anak mereka ke lembaga pendidikan tersebut cukup tinggi. Namun, setiap calon siswa harus menjalani seleksi masuk oleh Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme-Kamoro (YPMAK).
Keunggulan lain dari sekolah berasrama tersebut ialah kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris. Sejumlah penutur asli atau native speaker menempa para siswa supaya mereka cakap berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.
Para instruktur tersebut merupakan guru dari Filipina yang lama berstudi di Amerika Serikat. Selain itu, ada guru-guru dari Amerika Serikat yang juga rutin membimbing para siswa secara daring. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id