Timika, Jubi TV– TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka) menyerang Pos TNI/Polri di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tegah, Senin (7/10/2024) pukul 11.10 Waktu Papua. Serangan itu menyebabkan seorang prajurit TNI meninggal.
Informasi penyerangan itu disampaikan Aibon Kogoya, Komandan Makodam III Batalion Dulamo TPNPB Kabupaten Intan Jaya.
“Penembakan ini benar-benar dilakukan oleh saya dan anak buah saya, menembak satu anggota TNI dari Satgas Yonif Raider 509/ Balawara Kostrad, bagian dari Komando Operasi Habema di Pos Titigi,” kata Kogoya kepada Jubi melalui telepon, Selasa (8/10/2024).
Kogoya mengatakan aksi yang ia dan pasukannya lakukan bukan untuk meminta sesuatu apa pun dari Indonesia, selain meminta kepada Pemerintah RI agar berhenti membawa masuk investor atau perusahaan asing ke Papua.
“Kemudian tutup semua perusahaan yang sedang garap dan curi hasil kekayaan Orang Asli Papua,” ujarnya.
Kogoya mengatakan manusia Papua tahu bahwa pembunuhan, penyiksaan, perampasan, dan pencurian di atas tanah Papua hanya untuk kepentingan ekonomi kapitalis, dan perusahaan-perusahaan itu sumber pelanggaran HAM bagi rakyat Papua.
“Dengan pernyataan ini tidak ada tanggapan dari Indonesia maka hanya satu kata, perang sampai Papua Merdeka,” ujarnya.
Terkait penyerangan Pos TNI itu, Kogoya mengatakan di pihak pasukannya tidak ada yang korban nyawa maupun harta benda.
“Pada pukul 11.30 TNI melakukan tembakan balasan yang diarahkan ke dua kampung, yaitu Titigi dan Ndugusig, tepat di mana masyarakat sipil beraktivitas. Sampai saat ini kami belum cek keadaan masyarakat sipil di dua kampung itu,” katanya.
Kogoya mengatakan TPNPB-OPM berharap TNI tidak menyiksa masyarakat sipil sembarangan dan merusak harta benda masyarakat. “Kalau mau baku tebak mari kami ada di Jalan Trans Papua,” ujarnya.
Kronologis dari polisi
Terkait peristiwa itu, Kapolres Intan Jaya Kompol Dr Subekti Wibowo SH MSi pada Senin (7/10/2024) sore mengatakan kontak tembak antara Satgas Yonif 509/BY dengan TPNPB-OPM di Pos Satgas di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya terjadi pada Senin (7/10/2024) pukul 11.15 WIT.
“Dalam insiden itu satu personel Satgas [TNI], Pratu llham Jaya, mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia. Pratu Ilham Jaya lahir di Atampone, 13 Desember 2000,” katanya.
Kompol Subekti menjelaskan kronologis kejadian. Awalnya sekitar pukul 08.00 WIT tim patroli melaksanakan pembersihan Sektor Ambush. Setelah itu tim kembali ke Pos Titigi dengan laporan aman.
“Sekitar pukul 11.00 WIT ketika pengambilan logistik dilakukan di dekat Pos Titigi, Pratu llham Jaya yang berada di posisi terakhir terkena tembakan dari OPM,” ujarnya.
Pada pukul 11.10 WIT, katanya, pertolongan pertama dilakukan, tetapi Pratu llham tidak dapat diselamatkan. Pada pukul 11.20 WIT evakuasi jenazah dilakukan dengan kekuatan 12 orang.
“Aksi penembakan ini merupakan kejadian kedua kalinya dan menunjukkan pola serangan OPM yang memanfaatkan situasi saat anggota Satgas melaksanakan tugas,” katanya.
Kompol Subekti memperkirakan penembakan dilakukan oleh kelompok yang dipimpin Joshua Maiseni. “Joshua Maiseni dan kawan-kawan masih berada di sekitar Kampung Titigi,” katanya.
Pengamat militer Made Supriatma mengatakan korban terus berjatuhan di Papua, baik di pihak TNI/Polri maupun TPNPB-OPM. Namun korban terbesar adalah masyarakat sipil.
“Ini yang harus menjadi perhatian kita semua, jumlah orang yang tersingkir dari tempat tinggalnya menurut data pada awal 2023 sekitar 60 ribu. Mungkin sekarang lebih besar lagi mengingat perluasan wilayah konflik,” ujarnya.
Menurut Supriatma konflik Papua menuntut pendekatan lain. Masalah IDPs (Internally Displaced Person), katanya, sebenarnya bukan masalah domestik Indonesia, tapi bisa menjadi persoalan internasional.
“Negara-negara yang memiliki komitmen terhadap demokrasi dan HAM seharusnya bisa turun tangan secara langsung untuk membenahi soal ini. Konflik Papua tidak bisa dibiarkan berlarut terus-menerus, sebab akan menjadi masalah besar ke depannya,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id