Jayapura, Jubi TV – Tahun 1989 adalah tahun dimana klub-klub sepakbola dari Papua hilang dari perbincangan sepakbola Indonesia. Persipura, menyusul Perseman tersungkur di liga kelas dua, Divisi Satu Perserikatan setelah ditumbangkan oleh klub asal Sumatera Utara, PSDS Deli Serdang, dengan dua gol tanpa balas.
“Bahkan saat itu, ada rumor Lapangan Mandala akan ditanami singkong karena tidak ada klub asal Papua lagi yang main di Divisi Utama Perserikatan,” kata Nando Fairyo, mantan Kapten Persipura yang membawa Persipura kembali ke liga sepakbola kelas satu di Indonesia, dalam Podcast Jubi TV.
Nando Fairyo adalah salah satu saksi sekaligus pelaku sejarah di masa sulit Persipura kala itu. Ia merupakan jebolan dan kapten tim PPLP (Diklat) Irian Jaya angkatan pertama tahun 1986 binaan pelatih legendaris Persipura, HB Samsi dan Hengky Rumere.
Angkatan pertama PPLP ini di antaranya Izack Fatari, Ritham Madubun, Nando Fairyo, Ronny Wabia, Yacob Rumayom, Chris leo Yarangga, David Saidui, Ramses Rumbekwan, Yohanes Bonai, Abdul Aji Mayor, Carolino Ivakdalam, Aples Tecuari dan beberapa nama lainnya.
Setelah gagal dalam kesempatan pertama membawa kembali Persipura ke Divisi Utama dibawah asuhan Hengky Heipon, anak-anak PPLP ini lalu dikumpulkan jadi satu dalam pemusatan latihan (TC) pada 1992 silam jelang menghadapi pesta olahraga PON XIII 1993 di Jakarta.
Tim ini diasuh oleh Festus Yom, legenda Persipura tahun 70an. Festus Yom membawa anak-anak PPLP ini bersama beberapa pemain tambahan lainnya memenangkan medali emas PON 1993 di Jakarta.
“Kami diberikan kesempatan lagi memperkuat Persipura untuk promosi ke Divisi Utama. Pelatih kami saat itu HB Samsi. Ia menukangi kami dari pertandingan di Bali hingga Jakarta. Di semifinal kami menang atas Persidafon. Di final kami kalahkan Persiku Kudus 3-0,” ungkap Nando.
Nando pantas bangga dengan prestasi mereka di tahun 1993 itu. Bukan saja karena mereka berhasil membawa Persipura naik kasta ke Divisi Utama, tapi saat itu mereka hanya di perkuat 14 pemain saja. Dengan 2 kiper, Yohanis Bonay dan Edi Noya, praktis hanya tersisa satu pemain cadangan saja.
14 orang tersebut adalah :
1. YOHANES BONAY
2. EDDY NOYA
3. RITHAM.MADUBUN.
4. NIXON ONA
5. PITHER WERBABKAY
5. THEO AWOM
7. RAMSES RUMBEKWAN
8. RONY WABIA
9. CHRISLEO YARANGGA
10. ALFRED REPASSY
11. ABDUL AJI MAYOR
12. ZETH RUMAROPEN
13. NANZDO FAIRYO
14. DAVID SAIDUI
Nando mengatakan perjuangan mereka membawa Persipura kembali promosi ke Divisi Utama murni adalah pengabdian. Harga diri dan kehormatan lebih penting daripada uang pada saat itu.
Pada tahun 1994, setelah peleburan Perserikata dengan Galatama Persipura mulai mengarungi Liga Indonesia yang kemudian mereka menangkan sebanyak 4 kali.
“Sukses Persipura tahun 1993 itu tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin Bapak HB Samsi (pelatih), Bapak Spencer Infandi (manejer) dan Yan Piter Karafir (Ketua Umum) saat itu,” kenang nando. (*)
Artikel in telah terbit di Jubi.id dengan judul Tahun 1993 Persipura promosi ke divisi utama dengan 14 pemain, cadangan cuma satu