Jayapura, Jubi TV– Tahun 2022 menjadi musim yang tak akan dilupakan oleh publik pecinta Persipura Jayapura. Pasalnya, tim berjuluk Mutiara Hitam itu mencatatkan sejarah buruk karena terdegradasi untuk pertama kalinya sejak tampil di kompetisi sepak bola profesional Indonesia 28 tahun yang lalu, atau sejak musim 1994/1995.
Awak redaksi Jubi.id coba merangkum kembali kilas balik perjalanan Persipura Jayapura pada tahun 2022.
Januari
Setelah ditukangi kembali oleh pelatih asal Argentina, Angel Alfredo Vera, sejak November 2021, penampilan tim Mutiara Hitam perlahan membaik. Persipura Jayapura mengawali putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022 dengan menahan imbang Persela Lamongan 1-1 di Bali, 6 Januari 2022. Itu merupakan poin ke-8 yang dipersembahkan Vera di Persipura.
Tiga laga berikutnya di Januari, Persipura mendapatkan tiga hasil berbeda. Menang atas Persija 2-1 (11 Januari), seri lawan Persiraja Banda Aceh 0-0 (16 Januari) dan tumbang dari Arema dengan skor 0-1 (28 Januari). Persipura Jayapura mengakhiri bulan Januari dengan bertengger di peringkat ke-15 klasemen BRI Liga 1.
“Kita saat ini tidak berpikir yang lain, dan kita fokus saat ini bisa terlepas dari zona degradasi. Dan kita sudah bisa naik perlahan di klasemen,” ujar Alfredo Vera, usai laga menghadapi Persiraja, 16 Januari 2022.
Februari
Jadwal padat harus dilalui Persipura di periode Februari 2022. Ada tujuh pertandingan yang harus dilakoni untuk memperbaiki peringkat mereka di klasemen BRI Liga 1. Pada dua pertandingan pertama, Persipura sukses menggondol empat poin dari hasil kemenangan atas Persebaya Surabaya dengan skor 2-0 (6 Februari) dan seri lawan Persik Kediri 0-0 (10 Februari).
Sayangnya, performa positif itu tidak berlanjut. Mutiara Hitam kalah beruntun dari Barito Putera 3-0 (14 Februari), 3-0 dari Persib Bandung (18 Februari), kalah WO dari Madura United (21 Februari), dan kalah 4-1 dari Bali United (24 Februari).
Kekalahan tersebut membuat pasukan Alfredo Vera turun peringkat ke zona degradasi di posisi 16 klasemen BRI Liga 1.
Ian Louis Kabes dan kolega akhirnya kembali menjaga asa untuk terlepas dari zona degradasi setelah merebut kemenangan dramatis atas Borneo FC dengan skor 2-1 (28 Februari). Namun posisi mereka belum berubah di peringkat ke-16.
Maret
Persipura butuh kemenangan di 6 laga sisa BRI Liga 1 yang berakhir pada Maret 2022. Kemenangan menjadi harga mati jika tim Mutiara Hitam ingin lolos dari zona degradasi.
Sayang, Persipura hanya bermain imbang 1-1 menghadapi Persikabo 1973 (5 Maret) dan imbang 0-0 lawan PSM Makassar (10 Maret).
Harapan untuk lolos dari zona degradasi kian terbuka lebar usai anak asuhan Vera berhasil menang beruntun di empat laga terakhir. Menang atas Bhayangkara 2-1 (16 Maret), menang lawan PSS Sleman 4-2 (20 Maret), menang atas PSIS Semarang 4-0 (24 Maret) dan menang atas Persita Tangerang 3-0 (31 Maret).
Sialnya, empat kemenangan beruntun itu tak berarti apa-apa untuk Persipura, karena pada saat bersamaan Barito dan PSS juga mendapatkan hasil positif. Meski memiliki jumlah poin yang sama (36 poin) dengan Barito di akhir klasemen, tapi Persipura kalah agresivitas gol dan head to head.
Persipura akhirnya terdegradasi untuk pertama kalinya sejak tampil perdana di kompetisi profesional Indonesia sejak musim 1994/1995 atau selama 28 tahun.
“Kita sudah berjuang dan lakukan apa yang sudah harus kita lakukan tapi itu tidak cukup menyelamatkan kita. Itu (degradasi) sudah terjadi walaupun mau bicara tapi kita tidak tahu apakah bisa kembali atau tidak. Saya tidak bisa bicara, tim ini sudah luar biasa,” ujar Alfredo Vera usai pertandingan kontra Persita.
April
Usai terdegradasi ke kasta kedua liga sepak bola Indonesia, manajemen Persipura Jayapura langsung mengambil sikap dan melakukan evaluasi. Manajer Ridwan Bento Madubun juga terpaksa melepas jabatannya pada 4 April 2022.
Sehari setelahnya, manajemen Persipura dan pemegang saham membuat sebuah kejutan dengan menunjuk politisi Gerindra, Yan Permenas Mandenas sebagai manajer anyar.
Tapi, Persipura ramai-ramai ditinggalkan sejumlah pemainnya yakni Ramiro Fergonzi, Yevhen Bokhashvili, Hedipo Gustavo, Takuya Matsunaga, David Kevin Rumakiek, Fitrul Dwi Rustapa, Donny Monim, Dede Sulaiman, Elisa Basna, Todd Rivaldo Ferre, Nelson Alom dan Ricky Cawor. Kevin dan Fitrul pindah ke Persib Bandung, dan Donny kembali ke klub lamanya, Barito Putera. Kevin, Fitrul dan Donny memutuskan hengkang ke klub lain karena kontrak mereka sudah habis. Pelatih Angel Alfredo Vera juga akhirnya hengkang ke Persita Tangerang. Di tengah eksodus itu, Mandenas berjanji membangkitkan kembali Persipura.
“Kita berharap kepada fans untuk tidak kendor mendukung kami, dan kami akan menata tim ini sebaik-baiknya agar bisa kembali menunjukkan kualitasnya untuk memberikan jaminan bahwa Persipura akan tetap eksis kembali di kancah tertinggi sepak bola nasional,” kata Mandenas.
Mei
8 Mei, Dede Sulaiman pamit dari Persipura Jayapura setelah berdiri di bawah mistar gawang tim Mutiara Hitam selama 8 tahun.
12 Mei, pemain muda jebolan tim PON Papua, Ricky Cawor juga angkat kaki dari Persipura dan melanjutkan kariernya di Persija Jakarta.
Juni
13 Juni, Manajemen Persipura Jayapura meminang Ricky Nelson untuk menjadi pelatih anyar.
Ricky Nelson merupakan pendiri dan pemilik Akademi sepak bola RNA (Ricky Nelson Academy). Ia juga pernah melatih Borneo FC dan Sulut United.
Juli
2 Juli, Ricky Nelson tiba di Kota Jayapura. 4 Juli, Ricky Nelson menggelar seleksi dan latihan perdana Persipura Jayapura di Lapangan Uncen Mahacendra Waena, Kota Jayapura. Latihan tersebut diikuti sebanyak 29-30 pemain yang didominasi wajah baru.
6 Juli, Pemerintah Provinsi Papua melalui Gubernur Lukas Enembe mengizinkan Persipura bermarkas di Stadion Utama Lukas Enembe, Sentani, Kabupaten Jayapura.
7 Juli, untuk pertama kalinya Persipura berlatih di kawasan Stadion Utama Lukas Enembe.
8 Juli, Persipura rekrut pelatih kiper berpengalaman asal Sulawesi Utara, Joice Sorongan.
11 Juli, legenda Persipura, Bio Paulin kembali bereuni dengan mantan timnya. Bio ditunjuk sebagai asisten pelatih.
21 Juli, manajemen Persipura medatangkan dua amunisi anyar, Syaiful Indra Cahya dan Sansan Fauzi.
Agustus
5 Agustus, Ricky Nelson menyatakan skuad Persipura Jayapura sudah komplet. Sebanyak 32 pemain sudah terjaring dan disiapkan untuk kompetisi Liga 2 musim 2022/2023.
12 Agustus, Manajemen Persipira mendapatkan suntikan dana total Rp 12 miliar untuk mengarungi kompetisi Liga 2. Di antaranya PT Bank Papua senilai Rp 5 miliar, PT Freeport Indonesia Rp 4 miliar dan PT Ulam Laut Nusantara sebesar Rp 3 miliar.
29 Agustus, Persipura mengukir sejarah baru tampil di Stadion Utama Lukas Enembe di laga perdana wilayah timur Liga 2 menghadapi Kalteng Putra. Di laga tersebut, Persipura menang telak dengan skor 4-0.
September
3 September, Persipura Jayapura gagal memetik poin di markas Persiba Balikpapan, usai menelan kekalahan 2-1.
10 September, Persipura menang di markas Sulut United dengan skor 2-1. 18 September, Persipura mengalahkan Deltras Sidoarjo 1-0 di Stadion Lukas Enembe. Selanjutnya, Persipura bermain imbang dengan Putra Delta 1-1 (27 September) di Stadion yang sama.
Oktober
1 Oktober, Persipura Jayapura hanya mampu bermain imbang tanpa gol dalam laga derby sesama tim Papua, Persewar Waropen di Stadion Mandala, Kota Jayapura.
Persipura memuncaki klasemen wilayah timur dengan 11 poin.
3 Oktober, federasi sepak bola Indonesia (PSSI) bersama operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk menunda perhelatan Liga 2 pasca tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan ratusan suporter sepak bola.
November dan Desember
Skuad Persipura Jayapura hanya diberikan kewajiban untuk melakukan latihan secara mandiri selama masa penghentian kompetisi.
19 Desember, skuad Mutiara Hitam menjalani latihan bersama di Lapangan Uncen Mahacendra sebelum libur Natal. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id dengan judul: Kilas Balik Persipura Jayapura 2022: Terdegradasi untuk pertama kalinya