Jayapura, Jubi TV– Umat Katolik Papua meyakini kunjungan Paus Fransiskus di Papua Nugini sebagai rahmat penyelamatan bagi orang Papua. Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus di Papua Nugini sejak 6 – 9 September 2024 itu menjadi harapan untuk kehidupan orang Papua yang lebih baik dan bermartabat.
Minggu (8/9/2024) siang, setelah Paus Fransiskus menyapa umat Katolik di Vanimo, Papua Nugini, Paus Fransiskus mengunjungi Baro, kota kecil di Papua Nugini yang berjarak sekitar 35 menit perjalanan darat dari Pos Lintas Batas Negara Skouw di tapal batas negara Papua Nugini dan Indonesia. Ratusan warga dari Papua telah melintasi batas kedua negara sejak Minggu pagi, dan sore itu menjadi bagian dari ribuan umat yang mengelu-elukan Paus Fransiskus di Baro.
Umat Katolik di Baro terlihat sangat bahagia dengan kedatangan Paus Fransiskus. Kebahagiaan itu tampak terlihat sepanjang jalan raya dari Vanimo menuju ke Baro.
Umat Katolik berjejer di pinggir jalan menunggu Paus Fransiskus melintas. Mereka memperindah jalan dengan berbagai hiasan bunga, daun kelapa, balon, serta bendera Papua Nugini dan bendera Tahta Suci Vatikan.
Di beberapa titik, dipasang baliho kecil maupun besar bertuliskan “Welcome To THT Scholl Dear Pope Francis”. Paus Fransiskus tiba di Baro sekitar pukul 15.13 Waktu Papua Nugini, dengan mengendarai mobil Toyota Reize putih.
Saat tiba di Baro, Paus Fransiskus disambut dengan tarian tradisional menuju panggung. Sejumlah umat berebut bersalaman, berfoto, melantun pujian, ada juga yang memanggil ‘Pope Francis, Pope Francis’.
Sekretaris Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Markus Haluk ada di dalam lautan manusia itu. Bagi Markus Haluk, kehadiran Paus Fransiskus di Papua Nugini juga menjadi rahmat bagi semua orang Papua.
Haluk mengatakan Pemerintah Indonesia tidak bisa terus menerus menyembunyikan persoalan Papua dari mata dan telinga masyarakat internasional. Menurut Haluk, persoalan itu sudah didengar Paus Fransiskus.
“Banyak cara, banyak cerita mereka menyembunyikan [persoalan Papua]. Tapi Tuhan punya cara dan kabar itu sampai di tangan Paus. Tuhan buka jalan di mana-mana. Semoga, ya kehadiran Paus di tempat ini, besok tahun seterusnya menjadi rahmat untuk penyelamatan orang Papua,” kata Haluk kepada Jubi di Baro, Papua Nugini, pada Minggu.
Haluk mengatakan Paus Fransiskus mengetahui persoalan yang terjadi di Tanah Papua. Meskipun Paus Fransiskus tidak bisa mengunjungi Papua, Haluk meyakini kehadiran Paus Fransiskus di Papua Nugini membawa rahmat bagi orang Papua.
“Dengan menginjakan kakinya di tanah ini dan hadir di tempat ini [Paus Fransiskus] bawa rahmat untuk kita semua. Dan apa yang mungkin selama ini Paus dengar tentang Papua dan Bapak datang [tidak] pada keadaan kosong, dia tahu tentang Papua,” kata Haluk.
Haluk menyakini sebagai orang beriman bahwa Tuhan tidak buta atas perjuangan orang Papua. Haluk mengatakan kehadiran Paus Fransiskus memperkuat perjuangan orang Papua untuk menentukan nasib sendiri.
“Kami tetap punya harapan, kami punya iman bahwa Tuhan tidak buta atas apa yang kami perjuangkan, khususnya dalam melawan semua proses upaya seluruh genosida, etnosida dan ekosida. [Juga perjuangan kami] untuk menentukan nasib sendiri [sebagai] sebuah bangsa yang bermartabat,” katanya.
Umat Katolik Papua lainnya, Titiana Mabel ( 31 tahun) berharap Paus Fransiskus bisa mendengarkan keluhan-keluhan orang Papua. Mabel mengatakan orang Papua sudah capek hidup terus dalam penindasan.
“Kami merasa puas sudah melihat dan ketemu langsung dengan Paus Fransiskus. Selama ini kami punya keluhan-keluhan yang ada, penindasan terhadap orang Papua, [itu] bisa selesai dan dijawab hari ini [dengan bertemu orang Paus],” ujar anggota Majelis Rakyat Papua Pegunungan tersebut.
Berbela rasa
Uskup Jayapura, Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You mengatakan umat Katolik merasa bersyukur dan bersukacita atas kedatangan Paus di Vanimo, Papua Nugini. Uskup Jayapura mengatakan Paus Fransiskus berpesan supaya umat Katolik hidup bersatu dengan orang lain dan tiga hal, yaitu imam, persaudaraan, dan bela rasa.
“Perbedaan itu tidak membuat keretakan, tidak membuat [berbagai pihak] saling menyinggung di sana-sini, tetapi terus membangun satu persaudaraan [dan] kebersamaan dengan mereka yang lain mereka lain yang beragama lain, mereka lain yang berbudaya lain,” kata Uskup kepada Jubi.
Mgr Yanuarius mengimbau agar masyarakat saling menghentikan segala hal yang merusak hubungan relasi di antara sesama manusia, terutama kekerasan dan konflik. Ia meminta masyarakat Papua dan umat Katolik untuk hidup sesuai teladan Paus Fransiskus.
“Bagaimana Paus Fransiskus mengajak supaya kita terus berbela rasa seperti orang Samaria yang murah hati untuk memberikan kebaikan kepada sesama. Kita [harus] berbela rasa kepada orang-orang kecil, orang-orang miskin, orang-orang yang dipinggirkan,” ujarnya.
Paus Fransiskus dalam sambutan di depan Pro-Katedral Salib Suci di Vanimo mengajak umat beriman Papua untuk saling mengasihi agar dapat mengatasi perpecahan pribadi, keluarga, dan segala yang hitam dari hati manusia. Ia juga mengajak umat mengakhiri perilaku yang merusak seperti kekerasan, perselingkuhan, eksploitasi, serta penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
“Marilah kita ingat bahwa cinta lebih kuat dari semua ini, dan keindahannya dapat menyembuhkan dunia, karena cinta berakar kepada Tuhan,” katanya.
Selama 30 menit berada di Baro, Paus Fransiskus bertemu dengan anak-anak di Baro Holy Trinity Humanities SCH, menyapa umat Katolik Baro dan memberkati gedung pastoran setempat. Paus Fransiskus kemudian meninggalkan Baro ke Vanimo dan melanjutkan perjalanan ke Port Moresby, ibu kota negara Papua Nugini.
Persinggahan singkat Paus Fransiskus itu membahagiakan warga Baro seperti Gwendelyn Owah (28 tahun). Ia tidak menyangka akan secara dekat melihat Paus Fransiskus di Bora.
Ia sudah menunggu kedatangan Paus di lapangan Baro sejak pagi hari, dan mengikuti live streaming kunjungan Paus Fransiskus di Vanimo. “Ini kesempatan sekali dalam hidup kami. Kami sangat senang sekali,” kata Owah kepada Jubi di Baro.
Owah berharap doa-doa dan harapannya dapat terkabul. Ia mengucapkan terima kasih atas kunjungan Paus Fransiskus di Baro. “Ada doa pribadi, harapan [saya] dengan kunjungan beliau harapan doa-doa itu terkabul. Terima kasih atas kunjungan Paus Fransiskus ke Baro,” ujarnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id