Sentani, Jubi TV – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw menegaskan, ada banyak hal yang perlu diangkat, diungkapkan dan diinformasikan dari masyarakat adat yang datang mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara ( KMAN) VI Di Kabupaten Jayapura, Tanah Tabi, pada 24 hingga 30 Oktober 2022 mendatang.
Penegasan ini disampaikan Bupati Awoitauw sebelum menutup secara resmi kegiatan Pelatihan Jurnalis Warga yang dilaksanakan oleh Badan Pengurus Harian AMAN Pusat melalui Bidang Informasi dan Kominikasi ( Infokom) di Sekretariat Panitia KMAN VI Kabupaten Jayapura, Stadion Bas Youwe Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (24 /8/2022).
“Materi yang diterima ini akan menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi para jurnalis masyarakat adat untuk mengadvokasi masyarakat adat nusantara yang datang dalam kegiatan kongres,” ujar Bupati Awoitauw.
Awoitauw juga mengatakan, kehadiran jurnalis masyarakat adat dan iven Nasional lima tahunan ini adalah cara Tuhan bagi seluruh masyarakat adat Nusantara, secara kusus bagi masyarakat adat yang ada Di Tanah Tabi. Bisa bertemu satu dengan lainnya dari penjuru Daerah di KMAN VI ini.
“Keunikan papua kearifan lokal, dalam kesempatan ini bisa dieksplor bisa diungkap dan itu kita butuh anak-anak kreatif yang bisa mengungkap lewat-pelatihan seperti ini,” katanya.
Menurut Bupati dua periode ini, yang datang dari penjuru daerah adalah masyarakat adat sehingga ada hal-hal lain yang sama dalam tatanan masyarakat adat yang juga dapat diterbitkan oleh jurnalis masyarakat adat. Masyarakat adat dari Kalimantan, Sumatera dan dari Jawa, pasti ada kesamaan dalam strata kehidupan masyarakat adatnya dengan kita di Papua. Ini belum digarap secara mendetail dan perlu kerja-kerja jurnalis untuk mengumumkan kepublik.
“Dengan demikian, kongres masyarakat adat ini berjalan di atas dasar kasih, kebersamaan, dan kekeluargaan yang beragam untuk menjaga identitas kebangsaan kita,” kata Mathius yang juga sebagai Ketua Umum KMAN VI.
Mathius menyampaikan apresiasi kepada panitia pelaksana pelatihan dalam hal ini Kominfo BPH AMAN Pusat dan juga media Jubi yang telah berbagi pengalaman dengan materi jurnalistik 19 peserta jurnalis masyarakat adat.
“Saya ingin untuk melihat bahwa keragaman itu dari dalam kita dengan orang lain. Selama ini orang bilang papua itu penuh dan komflik, papua itu banyak demo, papua itu negatif banyak tapi sebenarnya di dalam masyarakat adat tidak ada masalah seperti yang mengganggu diluar sana. Bahwa kasih menembus perbedaan, itu luar biasa, saya pikir itu pesan dari saya, ” ucapnya.
Para peserta selama dua hari, sejak 23 hingga 24 Agustus 2022. Persera diajarkan bagaimana menyampaikan berita baik dan benar para peserta nantinya akan terlibat selama pelaksanaan KMAN VI berlangsung.
Secara terpisah, Diyan Nurdiyansah, Redaktur Infokom AMAN Pusat mengatakan, teman-teman sangat senang dan antusias untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan KMAN VI yang diselenggarakan di Jayapura.
“Ini merupakan kongres pertama di Tanah Papua,” ujarnya.
Diyan menambahkan berbagai strategi dan aktifitas untuk dipublikasikan serta mengunjungi KMAN VI yang ditulis oleh jurnalis masyarakat adat yang akan diterbitkan melalui majalah “GAUNG AMAN”, radio, podcast. Dan khusus untuk wilayah Papua sendiri telah diterbitkan Quran Kampung edisi perdana. Termasuk juga pelaksanaan pelatihan jurnalis masyarakat adat.
Sementara itu, Victor Mambor, penanggung jawab media Jubi sekaligus salah satu pemateri pelatihan mengatakan KMAN VI sangat penting karena hampir sebagian besar masalah di Papua korbannya adalah masyarakat adat, tanah, hutan, pendidikan, Kesehatan.
“Rancangan UU masyarakat adat hingga saat ini belum di sahkan, oleh sebab itu media diharapkan mampu mengadvokasi dan membuka masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat, jadi media harus edukasi dan informasi yang benar,” kata Victor Mambor. (*)
Berita ini sudah terbit di Jubi.id dengan judul: Tutup jurnalis adat, Bupati Jayapura : banyak hal yang perlu diungkapkan dan diangkat dalam KMAN VI