Jayapura, Jubi TV– Selamat datang di Bandara Internasional Mozes Kilangin di Timika. Itulah nama yang selalu disebut jika mendarat di areal yang terkenal dengan tambang emas milik perusahaan asal Amerika Serikat PT Freeport Mc Moran. Begitupula dengan nama lainnya Pangkalan Udara (Lanud) Yohanis Kapiyau.
Dua nama ini sangat akrab di wilayah Kabupaten Mimika, bahkan keduanya bukan mantan anggota militer atau pahlawan nasional, tetapi guru sekolah dasar jebolan pendidikan Belanda.
“Kalau paitua guru Mozes Kilangin itu mengikuti pendidikan OVVO (Opleiding Voor Volks Onderwijzer) di Tual,”kata Marten Yemaro, alumni ODO atau Opleiding voor Volkschool Onderwyzer di Fakfak, Selasa (31/1/2023) pagi di depan kediaman Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), Gery Okoare.
Memang benar, pendapat Guru Marten Yemaro, bahwa paitua mendiang Mozes Kilangin itu bersekolah di Tual, karena mengikuti orang tua, paitua guru Corneles Lefteuw. Mozes selanjutnya pada 1941 mengikuti orang tuanya Guru Lefteuw ke Tual, Maluku Tenggara dan belajar di sana untuk menjadi guru.
Hal ini benarkan pula oleh P Mustika dalam buku terjemahannya Sejarah Missie Katolik di Agimuga menyebutkan bahwa Mozes Kilangin melanjutkan pendidikan di Kokonao dan Merauke.
Ia mulai menjadi guru pada 23 Juli 1953 di Kugapa, Paniai dan selanjutnya , 1954, Mozes dikirim oleh Pastor Cammerer untuk membangun kampung halamannya. Mozes kembali melalui Epouto menuju Kokonao, dan dilanjutkan sampai Koperapoka hingga sampai ke Tsinga pada 1 October 1954
Mozes Abraham Kalmalan Lefteuw Kilangin Tenbak, lahir di Lembah Noema, 1 Januari 1925 dan meninggal pada 14 Agustus 1999. Ia bersama istrinya Maria Sarah Tsollin Kilangin yang lahir 31 Desember 1945 dan meninggal pada 19 Januari 2018 dimakamkan dekat Bandara Udara Milik PT Freeport Indonesia.
Tak jauh dari terminal penumpang milik PT Freeport terdapat pekuburan umum di mana Mozes Kilangin dan istrinya dimakamkan, terdapat sebuah patung Patung Uru Me Ki, Mozes Kilangin. Patung itu karya seniman I Nyoman Nuarta yang terbuat dari perunggu dan tembaga, juga dibangun di dekat pintu masuk bandara.
Yoppi Kilangin salah seorang putranya telah menjadi rumah tempat tinggal ayahnya sebagai museum Mozes Kilangin di kompleks perumahan di Timika Indah. Menurut Yopie rumah almarhum ayahnya sudah tidak ada lagi yang tinggal sehingga bekas rumah peninggalan ayahnya bisa menjadi ruang informasi bagi orang lain. Terutama bagi mereka yang tidak mengetahui sejarah perjalanan Mozes Kilangin dalam membawa perubahan baru di Bumi Amungsa. Sayangnya patung Guru Mozes Kilangin tak bisa dilihat semua orang di Bandara Baru di Timika, terkecuali kalau singgah di terminal penumpang bagi karyawan PT Freeport atau terminal lama.
Selain Bandara Internasional Mozes Klilangin di Timika, ada juga nama seorang guru kelahiran Kokonao, Yohanis Kapiyau. Ia lahir pada 3 Juli 1932 di Kampung Baru Kokonao, Distrik Mimika Kabupaten Fakfak. Jaman Belanda, Kokonao termasuk wilayah Distrik Mimika Timur di bawah HPB Mimika dan Keresidenan Fakfak, Nederlands Nieuw Guinea.
Kokonao merupakan distrik pertama dan kota tua tempat pendidikan terutama bagi missi Katolik ketika itu. Guru Yohanis Kapiyau mengikuti pendidikan guru di VVS atau Vervolg School di Merauke pada 1946-1956.
Selanjutnya pada 1954, ia melanjutkan pendidikan lagi di sekolah guru OVVO (Opleiding Voor Volks Onderwijzer) di Fakfak. Sekolah ini pernah pula guru Mozes Kilangin belajar di OVVO Fakfak sebelum mengikuti orang tuanya di Tual, guru Lefteuw.
Menyelesaikan pendidikan di Merauke, Kapiyau kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri sebagai guru di SD YPPK (Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik) Kokonao pada 1962.
Yohanis Kapiyau dipilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) Provinsi Irian Barat dari 1963 hingga 1971. Presiden RI ke-II Soeharto mendaulat Yohanis Kapiyau sebagai Kepala Suku Umum di Mimika pada 1973, kemudian menjadi Ketua Lemasko Sebagai Ketua Dewan Adat.
Berkat pengabdian Guru Yohanes Kapiyau dan atas jasanya, maka berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E, M.M Nomor Kep/660/VI/2018 tertanggal 21 Juni 2018 tentang Penggantian Nama Pangkalan TNI AU.
Adapun tiga Lanud berubah nama di wilayah Koopsau III, terdiri dari Lanud Timika menjadi Lanud Yohanis Kapiyau (YKU), Lanud Jayapura menjadi Lanud Silas Papare (SPR) dan Lanud Merauke Menjadi Lanud Johannes Abraham Dimara (DMA). Akhirnya Pangkalan Angkatan Udara (Lanud ) Timika memakai nama Lanud Yohanis Kapiyau.(*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: Mengenal Mozes Kilangin dan Yohanes Kapiyau, nama Bandara Internasional dan Lanud di Timika