Jayapura, Jubi TV– Sejumlah Mama-mama pedagang Orang Asli Papua atau OAP yang berjualan di pinggir jalan raya Perumnas 3 Waena menyebut sudah merasa nyaman berjualan di tempat tersebut karena pembeli jumlahnya banyak yang berbelanja di tempat itu.
Selain itu, keuntungan lainnya juga dekat dari kebun dan tidak butuh biaya transportasi yang besar sehingga mama-mama tidak ke Pasar Youtefa untuk berjualan di sana.
Wimina Walela 29, mengatakan tempat ini sudah menjadi pasar bagi mama-mama Papua yang sudah terbiasa berjualan di tempat itu untuk menjual hasil kebun mama-mama Papua.
Walaupun hanya di pinggir jalan tapi tempat ini bagi mama-mama yang berjualan di sana sudah nyaman dan senang karena bisa menjual hasil buminya. Menurutnya tempat tersebut banyak dilalui orang baik yang lewat jalan belakang Perumnas 3 bahkan dari arah Abepura sehingga tempat itu dijadikan tempat jualan.
“Mama sudah jualan di sini lama dan tidak pernah jualan ke Pasar Youtefa, walaupun tidak ada tempat jualan beralaskan karung saja sudah cukup. Karena disini orang biasa pulang kantor lewat jalan ini jadi dong biasa berhenti untuk beli. Biar jualan tra habis semua tapi mama lebih senang jualan di sini dari pada di pasar,” katanya di Perumahan 3 Waena Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Sabtu (29/06/2023).
Mama pedagang lainnya Delila, juga merasakan hal yang sama, karena ia sudah dari 2018 jualan hasil kebunnya di tempat itu. Dan juga karena dekat dengan tempat tinggalnya serta tidak jauh dari kebunnya sehingga harga transportasi yang dikeluarkan juga tidak besar dari pada ke Pasar Youtefa yang membutuhkan pengeluaran lebih besar atau mahal. Menurutnya, dirinya biasa kerja dan menyiapkan dagangannya di kebun sampai sekitar pukul 14.00, setelahnya, ia membawa jualannya di pinggir jalan raya Perumnas 3.
“Kami biasanya jualan pada sore sampai jam 9 begitu baru kami pulang, biasanya kalau malam itu orang banyak datang beli di sini dan tempat ini juga mama dong sudah biasanya jualan di sini tidak ke Pasar Youtefa lagi karena uang taksi ke sana mahal. Kami yang jualan di sini banyak walaupun kadang jualan tidak laku semua tapi setidaknya ada yang beli, penghasilan tidak banyak yang penting bisa beli kebutuhan di rumah,” katanya.
Wemina Itlai, seorang mama yang juga berjualan di pinggir jalan raya Perumnas 3 Abepura menyebut, ia lebih senang berjualan di sana karena dekat dengan tempat ia berkebun dan juga rumahnya, sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membayar mobil taksi ke pasar.
“Biasanya mama jual sayur daun Kasbi, Petatas, Keladi, pisang, buah pepaya dan bunganya lalu Nanas sama rica. Kalau Kasbi setumpuk Rp30 ribu kalau orang tawar mama kasih Rp20 ribu kalau pisang Rp20 ribu per sisir sampai Rp50 ribu dan mama biasanya dapat sekitar Rp3 ribu,” katanya.
Berdasarkan pantauan di pasar itu mama-mama Papua berjualan hasil kebunnya berupa pisang, keladi, Bete atau singkong, Buah Pepaya, Bunga pepaya, daun pepaya kemudian sayur, Buah Nanas dan Rica. Harga yang diberikan pada setiap dagangan mama-mama Papua tergantung barangnya kalau sayur satu ikat harganya Rp5 ribu sampai Rp10 ribu, Pisang per sisir Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, Keladi setumpuk Rp20 ribu sampai Rp30 ribu.
Kemudian singkong setumpuk Rp30 ribu buah nanas Rp15 ribu sampai Rp20 ribu, Buah Pepaya Rp15 ribu sampai Rp 30 ribu. Mama yang berjualan di pinggir jalan tersebut sekitar 20 orang dan setiap sore hari mama-mama melakukan penjualan hasil kebunnya kecuali hujan. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id