Jayapura, Jubi TV– Masyarakat di Kota Jayapura dan sekitarnya di awal tahun 2023 dibuat was-was . Gempa bumi terjadi berturut-turut sejak 2 hingga 6 Januari.
Awal gempa terjadi pada Senin, 2 Januari 2023 dini hari sekitar pukul 03.24 WP berkekuatan magnitude 5,6 berlokasi 2.58 LS-140.67 BT (13 km timur laut Kota Jayapura, Papua) dengan kedalaman 10 km dan hal itu dirasakan cukup besar oleh masyarakat di Kota Jayapura.
Tidak hanya sekali, berdasarkan data yang dirilis Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura pada 2 Januari 2023 pagi setelah gempa pertama terjadi beberapa gempa susulan yang kekuatannya tidak sebesar awal terjadi.
Bahkan hari-hari berikutnya pun Kota Jayapura masih diguncang gempa dengan kekuatan bervariasi mulai dari magnitude 3-4. Bahkan, pada Selasa (3/1/2023) setelah terjdi gempa magnitude 5,2 pada pukul 21.55 WP air laut sempat mengalami surut, sehingga membuat panik masyarakat.
Rillis dari Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura mengkonfirmasi, surutnya air laut tidak berpotensi Tsunami, namun memang sedang menuju surut dengan puncak surut air laut 3 Januari 2023 pukul 23.00 WP dengan ketinggian mencapai 0,2 meter.
Setelah itu kondisi ketinggian muka air laut akan naik menuju puncak pada 4 Januari 2023 pukul 07.00 WP dengan ketinggian 1,2 meter. Dimana surutnya air laut ini dipengaruhi kondisi gravitasi yang mengikuti pola pasang surut air laut yang bukan dikarenakan akibat aktivitas gempa.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia atau IAGI Pengda Papua bersama pusat studi sumber daya geologi Universitas Cenderawasih menginisiasi seminar kebencanaan geologi menyikapi fenomena gempa bumi Jayapura via zoom meeting, Sabtu (7/1/2022).
Seminar yang mengundang para narasumber terpercaya dari berbagai keilmuan tentang geologi seperti Deputi Bidang Geofisika BMKG pusat, guru besar teknik geologi Institut Teknologi Bandung atau ITB, dosen teknik geologi Universitas Cenderawasih dan kepala stasiun Geofisika kelas 1 Jayapura serta Pj Wali Kota Jayapura dan masyarakat pun ikut berpartisipasi dalam webinar tersebut.
Prof Benyamin Sapiie,Ph.D selaku Guru Besar Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung atau ITB merincikan jika Jayapura tetap dekat dengan zona sesar aktif besar, juga mempunyai risiko bencana gempa bumi yang sangat tinggi dibandingkan tempat lain yang berkaitan dengan gempa dangkal diantara 10-20 km terutama yang berkaitan dengan sesar-sesar aktif di daratan.
Papua akan berinteraksi yang dikenal dengan lempeng pasifik, dimana bagian dari Papua adalah terletak pada indo Australian plate yang berinteraksi langsung dengan pasifik.
“Gempa di Papua secara umum disebabkan oleh beberapa sesar gempa seperti sesar Sorong, Yapen dan Mamberamo, Cycloop hingga New Guinea. Namun yang terjadi di Jayapura baru-baru ini lebih kepada munculnya sesar Cycloop,” katanya.
Ia menyebut, Jayapura akan mempunyai gempa yang signifikan yang berkaitan dengan gempa-gempa dangkal di daratan, sehingga perlu dilakukan pemetaan detail sesar aktif sepanjang batas selatan pegunungan cycloop serta melakukan analisa paleoseismologi serta mengikuti aturan pembangunan infrastruktur tahan gempa dan memetakan daerah resiko.(*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id dengan judul: Ada zona sesar besar aktif dekat Jayapura