Jayapura, Jubi TV– Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kota Jayapura, Papua, meminta 14 kampung di wilayahnya bersiap untuk mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis atau MBG. Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak di kampung-kampung melalui pemanfaatan potensi ekonomi lokal.
Kepala DPMK Kota Jayapura, Makzi Atanay, menjelaskan bahwa setiap kampung memiliki potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program ini. Ia mengimbau para kepala kampung, pelaku ekonomi, dan pihak terkait untuk memahami kebijakan penggunaan dana desa, terutama alokasi 20 persen yang diarahkan untuk ketahanan pangan.
“Kementerian Desa telah menyusun panduan untuk penggunaan 20 persen alokasi dana desa guna mendukung ketahanan pangan. Kami berharap alokasi ini dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di kampung, terutama dengan anak-anak sebagai konsumen utama program makan siang bergizi,” ujar Atanay saat sosialisasi ketahanan pangan di Kota Jayapura, Papua, Jumat (24/1/2025).
Sebanyak 14 kampung yang akan terlibat dalam program ini adalah Kampung Waena, Yoka, Engros, Skow Sae, Skow Yambe, Koya Barat, Tobati, Koya Koso, Koya Pulau, Mosso, Koya Tengah, Nafri, Mabo, dan Koya Batu.
Atanay menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam penyediaan bahan pangan.
“Kami berharap peluang ini ditangkap dengan baik oleh masyarakat kampung. Jangan sampai pasokan makanan bergizi justru berasal dari luar kampung,” tegasnya.
Program makan bergizi gratis di Kota Jayapura direncanakan mulai dilaksanakan pada awal Maret 2025. Melalui sosialisasi ini, aparatur kampung dan pelaku ekonomi diharapkan mampu memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
Penjabat Wali Kota Jayapura, Christian Sohilait, juga mendukung penuh pelaksanaan program ini. Menurutnya, kampung-kampung di Kota Jayapura memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan.
“Program makan bergizi ini dikelola langsung oleh masing-masing kampung. Kami ingin bahan pangan berasal dari kampung itu sendiri, bukan dari luar. Oleh karena itu, potensi yang ada harus dikembangkan,” ungkap Sohilait. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id