“Rumah sakit ini type C kami harapkan Kementrian kesehatan dapat membantu agar dalam waktu dekat bisa dinaikan statusnya ke Type B”
Manokwari, Jubi TV-Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Provinsi Papua Barat akhirnya diresmikan, setelah 13 Tahun melalui tahapan Proses Pembangunan.
Menteri Kesehatan melalui Sekertaris Dirjen Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya mengatakan Rumah Sakit yang dibangun megah ini jangan sampai pelayanan setingkat Puskesmas.
“Bangunan ini tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga harus dapat memberi pelayanan dalam arti Rumah Sakit sesungguhnya, Rumah sakit ini jangan sampai menjadi Puskesmas besar ‘bangunan megah tetapi pelayanan seperti puskesmas didalam bangunan yang megah” kata dr. Azhar Jaya Senin (9/5/2022).
Dia mengatakan Menteri kesehatan sedang memberikan perhatian kepada RSUD ini, berkaitan dengan pemenuhan Sumber Daya Manusia SDM.
“Masalah SDM ini tidak bisa hanya ditangani oleh Pemda di Daerah, tetapi juga harus di Pusat turun tangan, utamanya pemenuhan tenaga dokter yang dibutuhkan” ucapnya.
“Kami sudah Rapat di pusat Pak Gubernur, nanti beberapa tenaga dokter spesialis kami akan kembalikan ke Papua Barat sesuai dengan perjanjian, dengan demikian dengan adanya tenaga dokter spesialis Rumah sakit in akan menjalankan fungsinya sesuai yang kita harapkan” tuturnya.
dr. Azhar Jaya juga menyampaika pesan Menteri Kesehatan bahwa, Rumah sakit Papua Barat ini akan dijadikan Rumah Sakit Rujukan Nasional, oleh sebab itu typenya harus ditingkatkan.
“Tidak hanya di Papua Barat tetapi kami di pusat, kita harus membangun rumah sakit ini agar typenya menjadi B, oleh sebab itu setelah di resmikan supaya Ijin Operasional segera dikeluarkan lalu sampaikan ke Pusat sehingga kita sama-sama membangun” katanya.
“Kalau Gubernur mungkin membangun dengan Dana Otsus, kami akan menggunakan dana DAKnya, kita bisa” ucapnya.
Bakal Jadi Rumah Sakit Rujukan Penyakit Jantung
dr. Azhar Jaya membeberkan bahwa setelah Peresmian ini, Menteri kesehatan akan segera menerbitkan Surat Keputusan (SK)
“Rumah Sakit Umum Daerah Papua Barat ini akan segera menjadi rumah sakit rujukan Jantung, Stroke dan Ginjal ini akan kita wujudkan dalam waktu Tahun 2022 hingga 2024” katanya
Dia berharap, Visi Menteri Kesehatan berjalan dengan mulus terkait seluruh Rumah sakit Provinsi bisa menangani masalah kesehatan Ibu dan Anak serta Stroke sama Jantung.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengharapkan bantuan Kementrian Kesehatan dalam hal fasilitas kesehatan dan kebutuhan dokter spesialis di Rumah Sakit.
“Rumah sakit ini type C kami harapkan Kementrian kesehatan dapat membantu agar dalam waktu dekat bisa dinaikan statusnya ke Type B” kata Gubernur
Pesan Gubernur kepada Para perawat yang bertugas di RSUD tersebut agar berlaku sopan dan ramah dan menjaga fasilitas yang telah dibangun.
Tahapan Pembangunan RSUD Papua Barat
Rumah Sakit yang dibangun di atas Tanah seluas 14.406 Hektare mulai dibangun sejak 2009 diawali dengan Pembebasan Tanah. Rumah sakit tersebut memulai Perencanaan pada Tahun 2014 yang digarap oleh Empat Perusahan berbadan Hukum Perseroan Terbatas (PT)
Pelaksanaan Analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL Rumah Sakit ini dimulai pada Tahun 2013 oleh Bapedalda Papua Barat dengan Konsultan PT Mitra Hijau Indonesia
“Peletakan Batu pertama dilaksanakan pada Hari Rabu 16 September 2015 oleh Bapak Gubernur Papua Barat Almarhum Abraham Oktovianus Attaruri”kata Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan.
Pembangunan Infrestruktur atau bangunan Rumah Sakit tersebut dimulai pada Tahun 2015 yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya yang KSO dengan PT. Panca Karya Duta Abadi. Pada Tahun 2016 PT. Nindya Karya KSO dengan PT. Panca Karya,
Tahun 2017 dikerjakan PT. Panca karya Duta abadi KSO dengan PT. Landasan Utama Sentani. Tahun 2018 dikerjakan oleh PT. Andika Surya Mintra KSO dengan PT. Landasan Utama Sentani.
Tahun 2019 dikerjakan oleh PT. Panca duta Karya Abadi KSO PT. Landasan Utama Sentani kemudian tahun 2020 hingga 2021 dikerjakan PT. Andika Surya Mitra KSO dengan PT. Landasan Utama Sentani.
“Sedangkan Tahun 2022 belum dilakukan pelelangan” tutur Otto Parorongan
Rumah sakit ini dibangun dari sumber dana APBD Papua Barat melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA Dinas Kesehatan Papua Barat sebesar Rp 436 Miliar, termasuk sumbernya dari dana Otsus
Saat ini Tenaga Kesehatan yang bekerja di RSUD tersebut diambil dari Dinas Kesehatan Papua Barat serta petugas kesehatan yang bertugas di Daerah terpencil. Rumah Sakit dipimpin oleh dr. Arnoldus Tiniap sebagai Direktur.
“Tenaga Kesehatan yang bekerja di RSUD sebanyak 443 orang dengan rincian tenaga Manejemen, dokter Spesialis dan dokter umum, Perawat serta Elektro medis, Bidan, Apoteker radiografer juga tenaga securiti serta petugas Kamar Jenazah dan Tenaga Loundry” katanya.(*)