Jayapura, Jubi TV– Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua atau ALDP, Latifah Anum Siregar, mengatakan Orang Asli Papua atau OAP jangan mau dipecah-belah oleh siapapun, dan tetap satu visi.
Anum Siregar mengatakan hal itu kepada Jubi.id usai memberikan materi kepada calon reporter, di Kantor Redaksi Media Jubi, Jalan Taruna Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/11/2023).
Direktur ALDP itu mengatakan sudah bukan rahasia lagi bahwa tujuan dari keputusan pembentukan DOB pada dasarnya karena pemerintah Jakarta mau memecah-belah OAP menurut wilayah adat dan suku di Tanah Papua sehingga rentan konflik horizontal.
“Secara administrasi DOB boleh dibagi tapi ingat bahwa identitas Papua tetap satu. Karena kita punya masalah sama, kita hadapi pelanggaran HAM di Tanah Papua yang sama, diskriminasi, dan marginalisasi di Papua yang masif terjadi ini,” katanya.
Anum Siregar menegaskan bahwa orang Papua masih mengalami marginalisasi dan diskriminasi secara masif. Walau orang Papua disibukkan dengan DOB, tapi akses untuk hak Orang Asli Papua belum tentu dapat dipastikan apalagi bisa mencapai 80 persen atau 90 persen.
“Kita harus punya satu pandang sebagai orang yang tertindas, supaya OAP tetap satu bahwa kita punya masalah yang sama, kita mengalami diskriminasi, marginalisasi, dan ketidakadilan,” kata pengacara HAM itu.
Ia juga mengatakan jangan sampai OAP dimanfaatkan kepentingan orang Jakarta untuk menciptakan konflik antara sesama OAP.
“Jangan kita mau, ada orang kita yang dipakai untuk memecah-belah, ingat karena kita tetap mengalami hal yang sama, jadi tetap satu,” katanya.
Menurutnya stigmatisasi terhadap OAP itu tidak akan hilang begitu saja dengan jabatan yang diberikan kepada OAP atau sanjungan Pemerintah Jakarta. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id