Jayapura, Jubi TV– Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Kesehatan menyerahkan alat antropometri kepada 218 posyandu dari 220 yang tersebar di 14 Puskesmas.
“Alat ini hanya diberikan kepada posyandu yang melayani bayi dan balita,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari di Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (20/2/2024).
Antropometri adalah salah satu pemeriksaan yang rutin dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai status gizi serta memprediksi komplikasi kesehatan jangka panjang.
“Parameter yang paling sering digunakan adalah usia gestasi, berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Kami dapat bantuan dari dana DAK Kementerian Kesehatan,” ujarnya.
Dengan rutin melakukan pemeriksaan antropometri maka pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau, dan gangguan atau penyakit yang mungkin ada dapat terdeteksi sejak dini, seperti stunting, kurang gizi, malnutrisi ataupun obesitas.
“Dilakukan pendampingan kepada kader posyandu terkait cara menggunakan alat ini agar dapat digunakan dengan baik, sehingga membantu mengatasi atau mendeteksi penyakit anak,” ujarnya.
Pada dasarnya, pengukuran bayi dengan menggunakan metode antropometri dapat dilakukan pada anak sejak usia 0-18 tahun. Hasil pengukuran antropometri dalam menentukan gizi bayi haruslah akurat dan presisi.
“Selain rutin melakukan medikal check up anak, perhatikan juga kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Dengan memenuhi gizi seimbang juga pemantauan fisik dapat meminimalkan risiko berbagai penyakit pada anak. Kader posyandu ini melakukan penimbangan setiap bulan,” ujarnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id