Sentani, Jubi TV– Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mencanangkan 15 kampung di Kabupaten Jayapura ditargetkan akan bebas malaria atau eliminasi malaria pada 2025. Pencanangan dilakukan Penjabat Gubernur Papua bersama Penjabat Bupati Jayapura dengan penandatanganan komitmen di Kampung Bring, Distrik Nimboran pada Jumat (13/9/2024).
Ke-15 kampung adalah Kampung Bring, Kampung Sabron Sari, Kampung Pobaim, Kampung Yepase, Kampung Karya Bumi, Kampung Bunyom, Kampung Dosay, Kampung Asei Besar, Kampung Garusa, Kampung Sosiri, Kampung Ongan Jaya, Kampung Besum, Kampung Abar, Kampung Yaugapsa, dan Kampung Senamai.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie kepada Jubi, Sabtu (14/9/2024) mengatakan pencanangan tersebut merupakan komitmen bersama Pemkab Jayapura dengan seluruh masyarakat.
Di antara kegiatan untuk mencapai target tersebut adalah memperkuat kader malaria kampung bersama mitra potensialnya.
Kemudian menurunkan kasus malaria indigenous atau penularan setempat hingga di bawah 5 persen. Mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergotong royong mewujudkan lingkungan yang bebas dari penularan malaria serta bersama-sama memantau dan mengawasi proses percepatan eliminasi malaria di tingkat kampung.
“Pada waktu yang sama juga diserahkan beberapa alat bantu kerja untuk pelaksanaan program malaria kepada kader Kampung Bring, antara lain alat spraycan beserta bahan-bahan habis pakai, kelambu, dan paket deteksi malaria, yaitu RDT (Tes Diagnostik Cepat), serta obat anti malaria,” katanya.
Khairul menjelaskan pencanangan bertepatan dengan kegiatan Peluncuran Kampung Mandiri Ekonomi Bring yang dilaksanakan Bapperida (Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah) Provinsi Papua.
“Terkait ini diharapkan produktivitas ekonomi dapat meningkat dengan ditunjang masyarakat yang sehat, yaitu masyarakat yang bebas dari sakit malaria,” ujarnya.
Khairul mengatakan penyakit malaria dapat menurunkan produktivitas seseorang secara ekonomi sebab mengakibatkan penderita harus beristirahat selama 10 hingga 14 hari jika sakit malaria. Pada 2024 ini semester 1, penyakit malaria telah menjangkiti 25.364 orang di Kabupaten Jayapura dengan kasus tertinggi pada Maret 2024 yang hampir mencapai 5.000 kasus.
Untuk itu pada semester ini juga telah didistribusikan 1.575 kelambu dan 530 kelambu pada ibu hamil dengan kasus terjaring malaria pada ibu hamil sebanyak 110 orang dan telah dilaksanakan tata pengobatan sesuai standar.
Kasus tertinggi malaria masih terjadi pada Distrik Yapsi dengan API 418,8/1.000 penduduk, diikuti Distrik Namblong dan Distrik Sentani Barat.
“Malaria pada ibu hamil juga menjadi salah satu prioritas penanganan karena dapat mengakibatkan anemia berat pada ibu dan mengakibatkan kematian pada ibu dan anak,” katanya
Ketua Komisi C DPR Kabupaten Jayapura Hariyanto Piet Soyan mengatakan DPR Kabupaten Jayapura sangat mengapresiasi langkah positif Pemkab Jayapura selama ini, khususnya dinas teknis yang telah berupaya untuk menjawab tantangan masyarakat selama ini di kampung-kampung.
Menurutnya penyakit malaria sudah menjadi bagian dengan kehidupan masyarakat di Kabupaten Jayapura secara khusus dan provinsi Papua umumnya. Sehingga penting sekali ada perhatian serius dan ditangani secara rutin dengan melibatkan seluruh potensi.
“Yang normalnya biasa ada kasus yang tadinya terlihat normal, tiba-tiba menderita karena sakit, diagnosis petugas kesehatan hanya sakit yang ringan-ringan saja, tetapi penyakitnya tidak sembuh dan bertambah buruk, bahkan berujung kepada kematian, hal-hal seperti ini juga perlu disikapi dengan baik melalui fasilitas medis serta petugas yang siap siaga setiap saat,” ujarnya.
Piet Soyan mengingatkan Dinas Kesehatan agar selalu memantau seluruh petugas lapangan yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas di setiap kampung. Petugas yang ditempatkan tersebut harus benar-benar sudah terbekali dengan kemampuan khusus sehingga dalam proses seluruh pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik.
“Topografi wilayah ini menjadi faktor penentu, minimal ada rumah dinas atau kendaraan operasional bagi petugas di kampung, karena jarak antar kampung dan kota di mana rumah sakit berada sangat jauh jaraknya,” katanya.
Ia berharap pencanangan Kampung Eleminasi Malaria 2025 benar-benar berjalan dengan baik, secara khusus pada 15 kampung di Kabupaten Jayapura. Keberhasilan 14 kampung akan menjadi contoh baik bagi kampung-kampung lainnya sehingga target 2045 Kabupaten Jayapura bebas malaria dapat tercapai.
“Sebagai wakil rakyat, khususnya bidang kesehatan, ini menjadi perhatian serius kami di komisi. Dengan demikian, apa yang sudah dikerjakan ini akan kami kawal secara bersama dengan masyarakat,” ujarnya.
Kepala Distrik Sentani Barat Yance Samonsabra menjelaskan penanganan pemberantasan penyakit malaria di setiap kampung di bawah distrik yang dipimpinnya menjadi satu program gerak cepat membasmi malaria yang sudah berjalan selama ini.
“Setiap kepala kampung sudah kami instruksikan untuk memperhatikan bidang kesehatan bagi warganya. Selain pembagian kelambu, ada juga kegiatan vogging yang rutin dilakukan di setiap perumahan warga, karena wilayah ini dikelilingi beberapa sungai besar dan sering terjadi banjir yang menyebabkan banyak kubangan air di pinggiran rumah warga,” ujarnya.
Menurutnya, Kampung Dosai dan Kampung Sabron Sari yang ikut pencanangan bebas malaria pada 2025 akan menjadi contoh bagi kampung-kampung lainnya di Sentani Barat.
“Karena itu akan dikawal secara serius,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id