Jayapura, Jubi- TV Sebanyak 17 tim tari kreasi dinyatakan lolos final pada ajang lomba seni tari yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, melalui bidang Ekonomi kreatif, di Papua Youth Creative, Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (25/9/2024).
Ketua panitia Boni Asso mengatakan tim-tim tersebut sebelumnya mengikuti tahapan penyisihan pada 16-19 September 2024 yang berlangsung di Lapangan Kantor Otonom Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura.
”Jadi di final ini [Sanggar mana] masuk juara 1,2, dan 3 itu menilai dari tim juri. Dalam kategori juara ini ada juara favorit, dan juara tim pilihan juri,” ujarnya.
Asso menjelaskan pihaknya memilih juara favorit, sebagai bentuk penghargaan karena mereka sudah mengambil bagian dalam menampilkan seni tarinya. Juara favorit diberi penghargaan sebesar Rp2 juta.
Asso yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Ekonomi Kreatif di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua itu, mengatakan pihaknya sudah menyediakan hadiah pemenang juara I sebesar Rp16 juta, juara II Rp14 juta, Juara III Rp12 juta. Sedangkan juara harapan 1 Rp9 juta, juara harapan II Rp7juta dan juara harapan III Rp6 juta.
”Tim lain yang tidak masuk juara, tetap kami akan memberikan hadiah sebesar Rp2 juta, jadi kami setelah memberikan hadia kepada tim juara, kemudian tim yang tidak dapat juara kami tetap akan memberikan hadianya,” ujarnya.
Asso mengatakan, yang mendapatkan hadiah Rp2 juta tersebut, nanti akan dikenalak pajak sebesar 7 persen apabila tidak memiliki NPWP. Sedangkan sanggar sudah memiliki NPWP dikenakan pajak sekitar 5 persen.
”Tim lolos juara ini kami akan menyerahkan hadiah pada 27 September 2024. Sekaligus merayakan HUT Pariwisata Dunia,” ujarnya.
Sebanyak 17 tim tersebut yakni, Sanggar Fele Reymay Sentani, Sanggar Feuw Henna Imea Sentani, Sanggar Iriani Abepura, Sanggar Karesun Byak Art, Sanggar Garuda Dok VIII, Sanggar Cenderawasih Aspol, Sanggar Saireri Bhayangkara, Sanggar Vans Palara Kamkey Abepura, Sanggar Tipioo Dok VIII, dan Sanggar Cenderawasih Kemiri Sentani.
Sanggar SMU N 5 Jayapura, Sanggar Maremi Kabupaten Biak, Sanggar Kombaki Kabupaten Keerom, Sanggar Botenang Kampung Harapan, Sanggar Bintang Fajar Yoka, Sanggar Dispar Mamberamo Raya, dan Kawasa Kamasan Waena.
Pelatih Sanggar Seni Kombaki, Anjas Aibuy, mengatakan pihaknya merasa senang terhadap penyelenggara lomba. Pihaknya diundang untuk memeriahkan acara tersebut, tapi mereka tidak mempunyai badan hukum.
”Cuman saya agak sedikit kesal karena setiap iven kami berusaha sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah dari dinas terkait di Kabupaten Keerom, tapi saya selalu optimis karena saya sendiri sebagai pekerja seni,” ujarnya.
Aibuy mengatakan setiap iven lomba yang mereka ikuti, pemerintah setempat tidak pernah memperhatikan sanggarnya. Menurutnya di Kabupaten Keerom hanya ada dua sanggar masih aktif yakni Sanggar Seni Kombaki, dan Sanggar Genotari.
” Sanggar Kombaki kami bentuk sejak 2017 hingga kini untuk membina generasi muda, karena kami cintai budaya Papua, kami harus melestarikan budaya yang ada di Papua ini,” ujarnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id