Sentani, Jubi TV– Martha Ayeri (55 tahun), perempuan asli Papua asal Serui, salah satu penjual baju cakar bongkar (Pakaian bekas) di Kabupaten Jayapura. Usaha yang digelutinya awalnya hanya bermodalkan Rp100 ribu.
Jubi menemui Martha Ayeri di tempat usahanya di Jl Matoa II Perumahan Grand Waibu/Efata Doyo Lama, Sentani, Papua pada Kamis (5/4/2024). Ia menceritakan perjalanan usahanya yang dimulai dari berjualan minuman kemasan saset.
“Awal usaha itu saya jual Jas-Jus dengan modal hanya Rp100 ribu di depan rumah saya, lalu dari hasil jualan Jas-Jus itu saya kembangkan lagi dengan berjualan sembako, lalu saya kembangkan lagi berjualan bensin dan pinang,” ujarnya.
Dari hasil berjualan minuman saset, sembako, bensin, minyak tanah, dan pinang itu ia lalu menabung sedikit demi sedikit untuk memulai usaha cakar bongkar.
“Awal jualan cakar bongkar pada 2019 itu cuma jualan sedikit saja, setelah itu Mama mulai beranikan diri untuk ajukan pinjaman ke bank BRI,”ujarnya.
Kredit awal sebesar Rp10 juta. Dari uang itu ia mulai memesan pakaian cakar bongkar dalam jumlah banyak. Harga satu paket pakaian cakar bongkar berkisar Rp10 juta sampai Rp12 juta.
“Untuk satu paket pesanan baju cakar bongkar itu isinya dress, baju kaos, celana pendek, celana panjang, baju dalam, dan baju untuk anak kecil,” katanya.
Mama Martha kemudian menjual per helai baju sesuai ukuran. Baju besar Rp25 ribu dan kecil Rp20 ribu. Untuk celana pendek Rp30 ribu, setengah panjang Rp35 ribu, dan celana panjang Rp50 ribu.
“Kalau dress harganya di sesuaikan dengan ukuran dress. Kalau yang panjang Rp50 ribu, terus yang pendek Rp35 ribu,” ujarnya
Dengan berjualan pakaian cakar bongkar pendapatan per hari Mama Martha jika berjualan di dalam kompleks sebesar Rp800 ribu. Untuk mendapatkan hasil yang agak lebih ia membawa jualannya ke Lere.
“Kalau di Lere Mama bisa dapat uang dalam waktu empat hari itu sebesar Rp15 juta,” ujarnya.
Jika berjualan di Lere ia tidak hanya menjual baju cakar bongkar, tapi juga bensin, ikan asar, ikan mentah, minyak goreng, sayur, dan bumbu.
“Ongkos bensin ke Lere dan balik lagi ke Doyo Lama itu sebesar Rp400 ribu, biasa juga Mama ambil cadangan bensin 20 liter. Kalau di Lere Mama mesti jalan dari satu tempat ke tempat lainnya,” ujarnya.
Uang hasil jualan itu ia pakai untuk membayar cicilan mobil blakos, cicilan kredit di bank. “Sisanya untuk melihat barang jualan, apa lagi yang harus ditambah, jadi untungnya itu beda-beda tipis,” katanya.
Menurut Mama Martha ada untung dan ruginya jika memesan baju cakar bongkar per bal, karena per bal baju cakar bongkar ditentukan oleh penjualnya.
“Kalau baju cakar bongkar yang datang kebanyakan yang bagus-bagus berarti Mama untung. Apalagi kalau dapat baju anak-anak,” ujarnya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id