Jayapura, Jubi TV– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas III Maritim Dok II Jayapura memerkirakan hujan akan terus mengguyur wilayah utara Papua, saat libur Natal dan Tahun Baru.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo mengatakan, hingga akhir tahun 2024 curah hujan akan tinggi. Januari-April 2025 menjadi puncak dari musim penghujan.
“Sesuai rilis dari BMKG bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2025. Meski saat ini curah hujan masih dalam kondisi sedang,” kata Heri Purnomo kepada Jubi, Kamis (19/12/2024) di Taman alat-alat meteorologi Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura.
Pada 18 Desember 2024 BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Berlaku hingga 19 Desember 2024. Terdeteksi bibit siklon tropis 96W di sekitar laut Filipina, sebelah utara Maluku Utara.
Dampak tidak langsung adanya bibit siklon tersebut, terjadi tinggi gelombang laut 1,25-2,5 meter [kategori sedang] di samudera pasifik utara Papua, perairan Biak Numfor, Teluk Cenderawasih dan perairan Jayapura-Sarmi.
Selain itu BMKG juga mengeluarkan imbauan waspada cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Hasil monitoring dasarian I Desember 2024 menunjukan sebagian besar wilayah dengan pola hujan Monsunal II di Papua, telah memasuki musim penghujan termasuk Kabupaten Jayapura, Keerom bagian selatan, Sarmi bagian timur, Jayawijaya dan sebagian besar Papua Pegunungan. Prospek cuaca terjadi sejak 18-25 Desember 2024.
Heri menjelaskan, kondisi di Utara Papua berkaitan dengan tinggi gelombang. Disebabkan adanya sikon tropis 96W. Sehingga otomatis berdampak siginifikan karena kecepatan angin yang ditimbulkan dikisaran 20-25 knot.“Begitu juga dengan ketinggian gelombang yang diakibatkan dari kecepatan angin tersebut,” katanya.
Namun untuk saat ini kata Heri Purnomo, posisi siklon bergerak ke arah barat Filipina dan menjauh dari Utara Papua. Namun kecepatan angin yang ditinggalkan masih berdampak.
“Pertumbuhan bibit-bibit siklon di masa Natal dan Tahun Baru potensi itu pasti ada, sehingga perlu diantisipasi untuk dampaknya,” katanya.
Untuk di Utara Papua selama Natal dan Tahun Baru, diperkirakan akan terjadi signifikan pada 21 hingga 25 Desember. Potensi angin kencang dan cuaca ekstrem terjadi di masa musim penghujan.
“Sehingga perlu diwaspadai para pemudik terutama yang menggunakan transportasi laut, begitu juga stakeholder pelayaran yang menggunakan kapal untuk mengangkut pemudik. Diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti info yang dikeluarkan BMKG,” katanya.
Daerah yang perlu diantisipasi untuk tinggi gelombang akibat kecepatan angin, perairan Jayapura-Sarmi, sebagian Biak juga Kepulauan Yapen. Hal itu disebabkan pertumbuhan siklon yang biasa terjadi di Utara bergerak ke Barat imbas angin kencang, apalagi Biak berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.
Prakirawan cuaca pada Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Pitoyo Handaru Sasongko menambahkan, saat ini di wilayah perairan Papua ada yang namanya MGO atau Madden-Julian Oscillation; fenomena gelombang atmosfer yang dapat menyebabkan pembentukan awan hujan.
Untuk saat ini yang biasanya di wilayah Indonesia ada di kuadran III dan IV, namun saat ini ada di kuadran V yang kurang lebih sedang aktif di wilayah timur Indonesia khususnya Papua.
“Dimana daerah itu biasanya akan tetap meningkatkan potensi curah hujan, ditambah saat ini memang sudah masuk di musim penghujan. Sehingga, potensi curah hujan tinggi akan terjadi di akhir tahun sampai di puncak musim penghujan di Januari hingga Maret 2024,” katanya.
Khusus di wilayah Jayawijaya, Papua Pegunungan saat ini kondisi curah hujan dan kecepatan angin masih kategori normal.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Wamena, Subahari mengatakan puncak musim penghujan di wilayah Jayawijaya dan sekitarnya terjadi di Januari hingga Februari 2025.
“Untuk saat ini masih normal curah hujannya dan kecepatan angin di Desember ini, di Januari-Februari 2025 barulah ada peningkatan,” katanya.(*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id