Jayapura, Jubi TV– Kepala Distrik Amuma, Zakeus Lagowan mengatakan dampak dari hujan yang turun sejak akhir bulan September tahun 2023, namun diiringi dengan cuaca panas, mengakibatkan perkebunan warga yang ditanami ubi-ubian dan keladi mengalami gagal panen.
Gagal panen dialami kebun milik warga di 13 kampung di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. situasi ini memicu musibah kelaparan yang berujung pada kematian bayi dan orang dewasa.
Berdasarkan data yang diterima, tercatat sebanyak 11 warga yang tersebar di 13 kampung di Distrik Amuma yang meninggal dunia, selama akhir September dan awal Oktober tahun 2023.
“Ada sebanyak sembilan bayi dan anak-anak, serta dua orang dewasa yang meninggal dunia, pada September. Kami baru mendapatkan laporan lagi bahwa ada dua orang dewasa, seorang ibu dan bapak yang meninggal dunia pada bulan Oktober. Kematian balita dan orang dewasa ini selama akhir bulan September sampai awal bulan Oktober karena wabah kelaparan, kekurangan makanan. Laporan ini diterima dari warga dari distrik Amuma,” katanya kepada sejumlah wartawan, di salah satu Café di Kota Jayapura, Senin (15/10/2023).
“Warga apalagi orang di pegunungan pasti mempunyai kebun. Tetapi bencana ini membuat daun ubi sampai ubi ubi kering terkena ada ulat. Kebun Warga itu ada dan benar benar warga tidak konsumsi. Anak anak yang meninggal dunia itu karena memang stok bahan makanan tidak ada lagi, ada yang mereka ikut ibunya dari kebun pulang, mereka berbaring dan meninggal dunia, kami baru mendapatkan data warga meninggal dunia dari keluarga terdampak bencana,” katanya.
Lagowan , atas insiden tersebut warganya mengungsi ke distrik tetangga, tetapi ada seorang pemuda datang melaporkan kepadanya. “Sehingga saya melarang mereka untuk mengungsi dan tinggal di distrik Amuma. Sehingga sebagai pimpinan wilayah setempat mengirimkan bantuan beras sebanyak tiga kali penerbangan,”.
“Saya telah mengirimkan bantuan beras sebanyak 4 ton. Kami kirimkan bantuan beras kepada masyarakat yang terdampak bencana. Ada tiga penerbangan pesawat yang mengangkut beras menuju ke ibu kota distrik Amuma, satu kali penerbangan pulang pergi kami bayar 30 juta, jadi kalau tiga kali penerbangan itu kami bayar sebanyak 90 juta untuk mengangkut beras dari Dekai ke Amuma,” katanya.
Lagowan mengatakan, bantuan berupa beras yang dikirim itu telah diterima langsung oleh perwakilan warga dari 13 distrik Amuma yang terdampak bencana.
Lagowan meminta Pemerintah Kabupaten Yahukimo, memberikan bantuan bahan makanan kepada warga di 13 kampung terdampak.
“Saya harap bupati dan wakil bupati dapat memberikan bantuan kepada warganya yang mengalami bencana kekeringan dan kelaparan yang mengakibatkan kematian warga setempat,” katanya.
Lagowan mengatakan, ada tiga distrik kena musibah; Distrik Panggema dan Anggruk mengalami longsor. Lallu musibah kelaparan yang berujung kematian di Amuma.
“Bupati kenapa hanya turun di panggema dan anggruk saya kecewa dengan sikap bupati ini, kami berkontribusi besar bagi bupati kami meminta kepada Bupati Yahukimo turun ke distrik Amuma, melihat kondisi warga ,” katanya.
Naman Bayage mengatakan, ia mendapatkan informasi kelaparan itu sekitar 26 september 2023.
“Saya mendapatkan laporan bahwa ada sebanyak 7 anak meninggal dunia dua diantaranya orang dewasa, namun pada 14 oktober 2023 kami mendapatkan laporan ada dua orang warga lagi meninggal dunia jadi total warga yang meninggal dunia ada 11 orang,” katanya.
Perwakilan gereja Kingmi Papua, Evangelis Ayub Matuan mengatakan di Distrik Amuma ada 8 gereja, ada dua klasis Kingmi PAPUA dan klasis GKII.
Matuan meminta pemerintah daerah segera membentuk tanggap darurat di distrik Amuma untuk menyalurkan bantuan berupa bahan makanan kepada warga yang terdampak bencana alam.
“Kami meminta kepada anggota DPR yang berasal dari distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo agar dapat memberikan bantuan kepada warga ,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di jubi.id dengan judul: 11 warga Distrik Amuma, Yahukimo meninggal akibat kelaparan