Sentani, Jubi TV– Asosiasi Pendeta Indonesia atau API Provinsi Papua menggelar doa bersama umat Kristiani di Tanah Papua terkait situasi Pilkada 2024 di Jemaat Elhoim GPDI, Jalan Sosial Kemiri, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (16/12/2024).
Acara bertajuk ‘Doa Syukur Bersama Pemimpin dan Umat Tuhan Atas Pilkada Damai Kabupaten Jayapura 2024’ itu dihadiri jemaat dari berbagai denominasi gereja.
Ketua API Papua Pdt Jerry Rahakbauw STh usai acara kepada Jubi mengatakan doa dilakukan agar proses hasil Pilkada yang masih berlangsung tetap kondusif dan pemimpin yang terpilih dapat menjalankan pemerintahan dengan baik.
“Acara doa bersama untuk mencairkan suasana ketegangan berbagai pihak pada tahapan pemilu di Tanah Papua,” kata Pdt Jerry Rahakbauw.
Untuk itu, tambah Pdt Jerry, pihaknya membangun kebersamaan, persatuan, dan kekompakan untuk terus bersatu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di gereja maupun di tengah masyarakat, sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu hasil Pilkada.
“Pertama kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena telah menjawab doa kita. Kami Asosiasi Pendeta Indonesia sudah berbulan-bulan lalu, sebelum tahapan Pilkada berlangsung, kami sudah berdoa untuk seluruh tahapan Pilkada sampai hasilnya aman, nyaman, dan damai, serta semua pihak menerima apapun hasilnya,” ujarnya.
Pdt Jerry mendorong agar semua umat Tuhan yang ada di Tanah Papua untuk dapat menerima hasil yang sudah ditetapkan penyelenggara Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu, serta pihak-pihak terkait yang telah melaksanakan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati, Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota, Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur di seluruh Tanah Papua.
“Sebelumnya kita berdoa untuk kandidat kita masing-masing, tetapi Tuhan jawab mungkin lain, karena Dia yang lebih tahu tentang siapa yang layak menjadi pemimpin di tanah ini sehingga mari kita sebagai orang beriman dari berbagai pihak harus menerima dan sama-sama saling menghormati apapun hasilnya,” ujarnya.
Pendeta Jerry mengingatkan siapapun yang sudah dipilih dan ditetapkan menjadi pemimpin di Tanah Papua kan mengelola pemerintahan. Sehingga sebagai masyarakat yang baik dapat menopang program pemerintah yang akan dijalankan nantinya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk saling menjaga kebersamaan dan tidak boleh ada saling membenci, dendam, iri hati, dan amarah kepada pihak-pihak lain yang lawan politik sebelumnya.
“Hak dan kewajiban kita sebagai anak Tuhan di Tanah Papua adalah menjaga situasi dan kondisi pada Pilkada ini tetap aman dan kondusif, jika ada calon yang mau menempuh jalur hukum maka sah-sah saja, sesuai UUD di republik ini sangat menjamin,” katanya.
Tapi, tambahnya, sebagai masyarakat umum juga harus tetap menjamin tahapan proses berjalan dengan aman dan nyaman sampai kepada pelantikan.
Penasihat Asosiasi Pendeta Indonesia di Provinsi Papua Pendeta Wim Mauri STh mengatakan tahapan Pilkada sudah berlalu sehingga ke depan akan fokus pada pelantikan. Karena itu, ia berpesan kepada semua pihak harus bergandengan tangan.
“Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Pilkada telah berlalu. Kita terus berdoa supaya damai, suka cita, kebaikan, kasih, sayang, dan ketulusan hati itu menjadi bagian dari semua umat yang percaya,” ujarnya.
Pendeta Mauri berharap agar umat Tuhan di Tanah Papua untuk dapat mendukung pemerintahan sedang bekerja maupun yang akan dilantik nanti, karena suara rakyat juga merupakan suara Tuhan.
“Kita terus dukung pemerintahan sekarang berlangsung, bahkan nanti sampai pelantikan, karena suara rakyat adalah pilihan Tuhan dan langkah-langkah ke depan kita tetap mau, supaya pemimpin pemerintahan itu bersih, sehat, berwibawa, dan takut akan Tuhan,” katanya. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id