Jayapura, Jubi TV– Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua meyakini TNI dan Polri akan mengedepankan upaya damai dalam pembebasan pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Istilah KKB diberikan Pemerintah Indonesia kepada Kelompok TPNPB OPM di Papua.
Ketua Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey dilansir ANTARA di Jayapura, Jumat, mengatakan bahwa pembebasan Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan membutuhkan waktu untuk bernegosiasi.
“Komnas HAM terus juga memberikan perhatian untuk kasus tersebut,” katanya.
Menurut Frits, kini Distrik Paro yang hanya memiliki empat kampung. Diperkirakan sudah tidak ditempati masyarakat karena kebanyakan telah mengungsi ke Kenyam.
Komnas HAM menilai upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut tidak harus terburu-buru dengan mengedepankan upaya negosiasi.
“Negosiasi sedang berlangsung yang melibatkan pihak pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Nduga,” katanya lagi.
Sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya diduga telah bawa pilot Susi Air keluar dari Paro ke salah satu distrik, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Satgas Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani mengatakan bahwa ada indikasi pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut sudah keluar dari Paro.
“Egianus Kogoya dan kelompoknya sudah membawa Philip Mark Merthens keluar dari Paro. Saat ini kami masih mencari keberadaan mereka,” katanya.
Ketika menjawab mengenai kondisi di Distrik Paro, Direskrimum Polda Papua itu mengatakan bahwa masyarakat setempat mengungsi ke Kenyam.
Kombes Pol. Faizal Rahmadani membenarkan bahwa saat ini tidak terlihat adanya warga sipil di Paro karena mereka sudah mengungsi ke Kenyam dengan berjalan kaki. Bahkan, ada yang dievakuasi dengan helikopter TNI/Polri saat mereka berada di kawasan Pegunungan Wea.
Ia menyebutkan rata-rata di antara mereka adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Sementara itu, mereka yang sakit dievakuasi dengan helikopter ke Kenyam.
Dikatakan pula bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan di Lapangan Terbang Paro yang menjadi tempat pembakaran pesawat milik Susi Air, Selasa (7/2).
Diperkirakan 80 persen kondisi pesawat tersebut sudah menjadi puing-puing. Sementara itu, TKP sudah dibersihkan sehingga dapat digunakan lagi.
“Personel Kopasgat TNI AU ikut pula menjaga dan mengamankan Lapangan Terbang Paro,” ujarnya.(*)