Nabire Jubi TV– Sebanyak 2.200 peserta mengikuti tahapan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024 Pemerintah Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah. Seleksi untuk mencari 1.000 formasi yang akan ditempatkan di sejumlah posisi di Pemkab Dogiyai itu dipusatkan di SMA Negeri 1 Nabire, Kabupaten Nabire pada Selasa-Senin (12-18/11/2024).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Dogiyai Yohan Kegakoto kepada Jubi di lokasi tes pada Sabtu (16/11/2024) menyampaikan harapannya agar semua peserta dapat mengikuti ujian dan mematuhi aturan untuk memperoleh hasil yang baik. Sebab hasil kelulusan ditentukan oleh masing-masing peserta sendiri.
“Ini ujian online, tidak ditentukan oleh siapapun, tapi hasilnya ditentukan oleh peserta bersangkutan. Karena itu, kami berharap peserta mengikuti semua aturan yang ada di dalam, kemudian menjawab soal dengan baik,” ujarnya.
Kegakoto menjelaskan karena ujian secara online maka tidak semua peserta ikut ujian di laboratorium SMA Negeri 1 Nabire. Tetapi juga ada peserta yang ujian dari Jayapura, Makassar, Medan, dan kota lain. Bahkan juga ada dua peserta yang ikut ujian dari luar negeri.
“Mereka bisa mengikuti tes dari sana, apabila dinyatakan lolos mereka harus kembali ke Dogiyai untuk mengurus berkas mereka. Baik mereka yang ikut di Jayapura maupun di Makassar dan tempat lain untuk pemberkasan tetap akan kembali ke Dogiyai, jadi tidak ada pengaruh,” katanya.
Kegakoto menegaskan peserta tidak bisa diwakilkan orang lain, termasuk mewakili peserta yang sudah meninggal. Jika ditemukan maka pihaknya akan bertindak tegas. Ia menceritakan ada peserta yang sudah meninggal dan orang lain yang mewakili peserta yang tidak hadir.
“Kami sempat diadukan oleh beberapa peserta yang datang mewakili, mereka minta mereka mewakili, tapi aturan tidak memperbolehkan, hal itu telah disampaikan oleh koordinator tim dari BKN (Badan Kepegawaian Nasional) kepada mereka bahwa tidak bisa mewakili atau [peserta yang berhalangan] tidak dapat diwakili oleh siapa sehingga kami pulangkan mereka. Jadi yang bersangkutan yang harus mengikuti,” ujarnya.
Agar peserta yang ikut benar-benar orang yang bersangkutan maka peserta wajib membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) asli dan kartu peserta CPNS asli.
“Karena itu, saya berharap kepada saudara-saudara saya dari Dogiyai, mereka boleh mengikuti tahapan ini dengan baik, kemudian menjawab soal dengan baik, mengirim jawabannya juga dengan baik, sehingga hasilnya bisa memuaskan,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa pencari kerja yang ikut tes CPNS sekarang merupakan tenaga yang akan menggantikan posisi para birokrat yang sudah dan akan memasuki usia pensiun.
“Karena mereka akan menggantikan kami yang sedang bekerja saat ini maka diharapkan tetap optimis untuk bekerja,” katanya.
Pemkab Dogiyai, kata Kegakoto, tahun ini membutuhkan 1.000 ASN dan itu dipenuhi oleh pemerintah pusat.
Sekretaris BKPSDM Pemkab Dogiyai Meki Boma mengatakan selain penerimaan ASN melalui seleksi CPNS, tahun ini Pemkab Dogiyai juga menerima pegawai melalui program Honorer K2 yang jumlahnya kurang-lebih 500 orang. Program ini mengangkat tenaga honorer Kategori 2 (K2) yang sudah terdaftar dalam database kepegawaian pemerintah menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara).
“Pengumuman K2 sudah disampaikan, pengumuman kelulusan administrasinya sudah kita sampaikan, tapi pelaksanaan pra jabatannya kami rencanakan tahun depan,” katanya.
Setelah mengikuti prajabatan mereka akan diberikan SK CPNS untuk bekerja di kantor di mana mereka bertugas sesuai SK.
“Beda dengan peserta tes sekarang ini, apabila mereka sudah dinyatakan lulus dalam seleksi besok, mereka dinyatakan sudah CPNS, kemudian akan ditindaklanjuti dengan pendidikan prajabatan,” ujarnya.
Boma menyampaikan saran kepada pegawai honorer yang lulus K2 untuk mempersiapkan administrasi dengan baik, seperti KTP, Kartu Keluarga, ijazah, terutama nama tidak boleh berbeda.
Peserta tes CPNS di SMA Negeri 1 Nabire, Martinus Tagi berharap kepada penyelenggara agar penerimaan CPNS kali ini meluluskan seratus persen orang asli Papua Dogiyai.
“Kami anak-anak asli Kabupaten Dogiyai cukup banyak yang menganggur dan lama, karena itu penerimaan kali ini harus orang asli Dogiyai lebih banyak,” katanya.
Menurut Tagi tidak ada lapangan pekerjaan yang tepat untuk orang asli Papua, khususnya di Dogiyai selain menjadi ASN.
“Kalau CPNS ini tidak dibuka maka pengangguran di Kabupaten Dogiyai lebih banyak lagi, karena itu harapan saya 100 persen harus anak-anak Dogiyai yang diterima,” kata lelaki yang sehari-hari tenaga honorer di Sekretariat Daerah Kabupaten Dogiyai itu. (*)
Artikel ini sudah terbit di Jubi.id